Kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia, Begini Tanggapan Muhammadiyah-PBNU

Paus Fransiskus tiba di Bandara Soekarno-Hatta, Selasa (3/9/2024). FOTO/Tangkapan layar Youtube Kosmos Keuskup
Paus Fransiskus tiba di Bandara Soekarno-Hatta, Selasa (3/9/2024). FOTO/Tangkapan layar Youtube Kosmos Keuskupan
0 Komentar

PIMPINAN Pusat Muhammadiyah menyambut baik kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia yang dimulai Selasa (3/9/2024) hingga Kamis (6/9/2024). Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir, mengatakan, kunjungan Paus Fransiskus merupakan kehormatan bagi Tanah Air.

“Di tengah kesibukan dan jadwal yang padat, Paus Fransiskus berkenan berkunjung ke Indonesia dengan menggunakan pesawat komersial dan menempuh perjalanan yang sangat jauh dan tidak menginap di hotel berbintang,” tutur Haedar dalam keterangan yang diterima, Selasa (3/9/2024).

Ia menyebutkan, penggunaan pesawat komersial serta tak menginap di hotel berbintang menunjukkan keteladanan yang dapat dijadikan inspirasi pimpinan tingkat nasional maupun global. Haedar menambahkan, kunjungan tersebut juga menunjukkan komitmen Paus Fransiskus untuk memperkuat hubungan umat katolik dengan umat islam.

Baca Juga:Jokowi: Tanggal Pelantikan 20 Oktober, Saat Itu Bapak Prabowo Milik Seluruh Rakyat Indonesia Bukan GerindraRapat Pengesahan PKPUI Pilkada 2024 Dipercepat, Komisi II DPR: Percepatan Dilakukan agar Tak Ada Prasangka

Ia menyebutkan bahwa Paus Fransiskus bersama Grand Syeikh Al-Azhar, Ahmad el-Thayeb, akan menandatangani Dokumen Abu Dhabi tentang Human Fraternity. Menurut Haedar, Dokumen Abu Dhabi merupakan dokumen yang menunjukkan kesamaan spirit ajaran dan komitmen islam dan katolik dalam membangun harkat dan martabat kemanusiaan serta kerja sama antar-iman dalam perdamaian.

“Rencana pertemuan Paus Fransiskus dengan kelompok-kelompok agama menunjukkan keterbukaan dalam dialog dan kerja sama antar iman serta memperkenalkan Indonesia kepada dunia sebagai negara yang memiliki kemajemukan serta kerukunan agama dan budaya,” urai dia.

Haedar menambahkan, Indonesia sebagai tuan rumah harus menyambut dan menghormati kunjungan Paus Fransiskus dengan penuh keramahan dan kesantunan. Kedua hal ini mencerminkan budaya dan peradaban Indonesia yang luhur.

Pemerintah pusat dinilai dapat menjadikan pertemuan dengan Paus Fransiskus untuk menyampaikan dan mendialogkan masalah-masalah perdamaian dan posisi Indonesia dalam perdamaian dunia, khususnya masalah Palestina.

“Indonesia penting menjadikan kedatangan dan pertemuan dengan Paus Fransiskus sebagai momentum mengambil prakarsa dan mengembangkan peran perdamaian dunia secara lebih proaktif dalam mencari solusi permanen bagi masa depan Palestina dengan melibatkan berbagai pihak di tingkat dunia,” ucap Haedar.

Hal serupa turut dinyatakan Ketua PBNU, Yahya Cholil Staquf. Ia turut menyambut positif kedatangan Paus Fransiskus. Pria yang kerap dikenal dengan panggilan Gus Yahya ini berharap kedatangan Paus Fransiskus dapat semakin mengeratkan kerukunan umat beragama di Tanah Air.

0 Komentar