Krisis Hubungan Amerika Serikat-Israel Usai DK PBB Serukan Gencatan Senjata

Krisis Hubungan Amerika Serikat-Israel Usai DK PBB Serukan Gencatan Senjata
0 Komentar

Sejak itu, lebih dari 30.000 warga Palestina, sebagian besar warga sipil, terbunuh dengan senjata yang sebagian besar disediakan oleh AS.

Dengan kondisi Gaza yang hancur, kelaparan yang mengancam warga sipil Palestina, dan kemungkinan jatuhnya lebih banyak korban jiwa dalam serangan Israel terhadap Rafah di Gaza selatan, Presiden Biden tampaknya sudah muak oleh Israel yang mengabaikan nasihatnya.

Israel mengeklaim bahwa mereka selalu menghormati hukum perang dan menyangkal bahwa mereka memblokir bantuan kemanusiaan kepada masyarakat Gaza.

Baca Juga:Mahasiswi Tewas Terjatuh dari Apartemen Kawasan Pluit, Polisi: Diduga Bunuh DiriPoin-poin Permohonan Ganjar-Mahfud ke Mahkamah Konstitusi Soal Sengketa Hasil Pemilu 2024

Namun banyak bukti yang menunjukkan bahwa pengakuan Israel tidak benar. Banyak anak-anak sekarat karena kelaparan beberapa kilometer dari gudang makanan yang melimpah di Israel dan Mesir.

Amerika, dan seluruh dunia, dapat melihat bukti yang disajikan oleh PBB dan badan-badan bantuan bahwa Gaza berada di ambang kelaparan.

Militer AS kemudian mengirim bantuan melalui udara dan membangun dermaga sementara melintasi Atlantik sehingga pasokan dapat sampai ke Gaza melalui laut. Sedangkan Israel hanya mengizinkan sejumlah kecil bantuan melalui Pelabuhan Ashdod, terminal peti kemas modern yang hanya berjarak setengah jam perjalanan dari utara Gaza.

Keputusan untuk tidak memveto resolusi gencatan senjata saat Ramadan juga merupakan upaya AS untuk menolak tuduhan bahwa mereka telah mempermudah tindakan Israel.

Hal ini terjadi setelah Perdana Menteri Netanyahu dengan keras menolak rencana Pemerintahan Biden untuk menemukan jalan keluar dari krisis Timur Tengah terburuk dalam beberapa dekade.

AS berusaha menunjukkan bahwa impunitas Israel terhadap tekanan internasional ada batasnya.

Resolusi Dewan Keamanan biasanya dianggap memiliki kekuatan hukum internasional. Israel harus memutuskan sekarang apakah mereka akan menghormati resolusi tersebut – yang disambut baik oleh Hamas serta perwakilan Palestina di PBB.

Pemerintahan koalisi Netanyahu bergantung pada dukungan kubu ekstremis ultranasionalis Yahudi.

Baca Juga:Penampakan 7 Wajah Hackers Pencuri Jutaan Informasi Pribadi Warga AS, Diduga Siapkan Serangan Siber Angkatan Laut dan Politisi Amerika SerikatOpen Donasi Livy Renata-Singgih Sahara Jadi Sorotan Publik, Sumbangan Online Perlu Diawasi

Mereka akan mendesak Netanyahu untuk mengabaikan resolusi tersebut. Jika ya, AS harus meresponsnya.

Jika kata-kata saja tidak cukup, maka alat terbesar yang dimiliki Presiden Biden adalah mengendalikan jalur udara pasokan senjata ke Israel, puluhan pesawat angkut pembawa amunisi yang digunakan Israel dalam perang, serta amunisi yang diperlukan jika Israel menjalankan rencananya untuk memperluas serangan darat ke Rafah.

0 Komentar