Korespondensi Sriwijaya dengan Khalifah Umar bin Abdul Aziz

Korespondensi Sriwijaya dengan Khalifah Umar bin Abdul Aziz
Para pedagang Arab tiba di Semenanjung Malaka. (Wikimedia Commons)
0 Komentar

ADANYA pelayaran asing ke perairan Sumatera dan pelabuhan Melaka, berisi para penumpang kapal yang muatannya dari Persia, Tiongkok maupun dunia Arab. Memunculkan hubungan antara Muslim dengan Sriwijaya.

“Sriwijaya sebagai sebuah kerajaan Buddha, namun rakyatnya sudah mengenal toleransi dengan adanya hubungan dagang dengan pelaut dan pedagang muslim,” sebut Bambang Budi Utomo, Arkeolog dari Pusat Arkeologi Nasional.

Bambang menuturkan dalam Webinar: Kapal Nusantara dan Muatannya, yang diselenggarakan oleh Sahabat Cagar Budaya.

Baca Juga:267 Marinir Ukraina Menyerahkan Diri ke Pasukan Chechnya di Kota MariupolTerungkap Misteri Unggahan di Instagram, Marc Marquez Sudah Buat Keputusan!

Antara Sriwijaya dengan dunia Islam nampaknya sudah terjalin, hal tersebut juga disebutkan oleh Bambang tentang adanya kontak raja-raja Sriwijaya dengan Khalifah Islam di Timur Tengah.

“Surat menyurat antara Khalifah Umar bin Abdul Aziz dengan Raja Sriwijaya, Sriwijaya sudah dipastikan beberapa rakyatnya telah menganut Islam, meskipun masih belum ditemukan adanya bukti arkeologis,” sebutnya.

Surat menyurat antara sang khalifah kepada istana Sriwijaya diperkirakan terjadi pada abad ke-8, tatkala Umar bin Abdul Aziz bertahta sebagai khalifah Dinasti Umayyah.

Hubungan dari surat menyurat itu dilanjutkan dengan dimulainya kontak dagang, di mana para pedagang Arab mulai masuk ke Sriwijaya dan mendirikan pos dagang di sana. Sebagiannya, berpengaruh terhadap kemunculan Islam di Sriwijaya.

Harmonisnya, perniagaan Arab dengan Sriwijaya telah terjalin dengan baik, di mana masyarakat Sriwijaya yang mayoritas menganut ajaran Budha, telah menerima kehadiran orang-orang Islam.

Salah satu sumber yang menguatkan tentang hubungan antara Islam dengan Sriwijaya adalah penemuan jejak kapal dhow yang dikenal merupakan perahu yang digunakan bangsa Arab.

“Temuan tentang kapal dhow menjadi salah satu pencerahan di mana adanya hubungan yang mungkin terjadi antara para pelaut Arab dengan pelaut Nusantara, mungkin juga Sriwijaya,” terangnya.

Baca Juga:Bukan kali Pertama, Datang ke Rumah Baim Wong Minta Uang untuk Melunasi Utangnya, Wanita Ini Justru Dibawa ke Kantor PolisiTak Yakin Uang Korban Binomo Kembali 100 Persen, Begini Penjelasan PPATK

Meskipun, tidak dapat dipungkiri bahwa dhow lebih dikenal dibuat dari India, namun banyak juga sejarawan yang mengaitkannya dengan kapal yang dipakai orang-orang Arab ke Nusantara.

“Alat membuat perahu dhow hanya dimiliki oleh hutan-hutan India, dicari karena kualitas kayunya sangat kuat untuk menerjang kerasnya pelayaran samudera,” lanjutnya.

0 Komentar