Kontroversi Starlink Elon Musk di Indonesia, Kominfo Klarifikasi

Kontroversi Starlink Elon Musk di Indonesia, Kominfo Klarifikasi
0 Komentar

DIREKTUR Telekomunikasi Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Aju Widya Sari meyakinkan kehadiran penyedia layanan internet berbasis satelit milik Elon Musk, Starlink, akan adil dan bermanfaat bagi semua pihak di Tanah Air.

“Tentunya kami tidak membiarkan mereka datang apa adanya. Banyak syarat atau prasyarat yang perlu mereka ketahui dan kita pastikan semuanya bisa berjalan adil dan baik,” kata Aju, Senin, 27 November.

Setiap investasi asing pada satelit yang masuk ke dalam negeri dijamin akan membawa persaingan yang sehat dengan industri telekomunikasi dalam negeri yang ada. Aju mengatakan, investasi tersebut juga harus menguntungkan pemerintah Indonesia, dan yang terpenting memenuhi kebutuhan masyarakat.

Baca Juga:Nyamuk Wolbachia Efektif Setelah 60 Persen Populasi, Kata PenelitiUkraina mengatakan Marianna Budanova, istri kepala mata-mata militer, diracun

Ia mencatat, setidaknya 1.020 desa masih tergolong wilayah blank spot karena minim sinyal menara telekomunikasi. Pilihan jaringan seluler saat ini juga terbatas dan belum sepenuhnya tercakup dalam serat optik, dan beberapa diantaranya ditentukan melalui radio (microwave link) dan satelit (VSAT).

Sedangkan satelit konvensional memiliki keterbatasan dari segi kapasitas dan biaya sewa. Untuk itu, teknologi baru yang ditawarkan Elon Musk bisa menjadi solusi mengatasi blank spot di seluruh nusantara, termasuk di daerah terdepan, terluar, dan terpencil (3T).

Aju memastikan Kementerian Kominfo masih memproses izin hak pendaratan Starlink. Meski proses perizinan masih berjalan, Starlink dalam lamannya menyatakan keyakinannya dapat mulai beroperasi di Indonesia pada tahun 2024. (*)

0 Komentar