Kontroversi Peristiwa Gerakan 30 September, Dimana Keberadaan Bung Karno?

Kontroversi Peristiwa Gerakan 30 September, Dimana Keberadaan Bung Karno?
Soekarno, mengunjungi makam para perwira korban korban G30S PKI. Fotografer: Ed van der Elsken
0 Komentar

Sardi mengabarkan saluran telepon ke Istana diputus oleh Kantor Telepon Pusat Gambir atas perintah sejumlah tentara berseragam hijau.

“Saya langsung berpikir, pasti terjadi sesuatu. Kesimpulan saya pagi itu hanya satu, harus secepatnya berada di samping Bapak,” ujar Mangil. Mangil bergegas ke Wisma Yaso dan tiba pukul 05.30.

Ia juga mengerahkan anggota DKP untuk memperketat penjagaan kediaman Dewi Soekarno itu serta mengamankan rute perjalanan dari Wisma Yaso ke Istana. Bung Karno baru keluar dari kamar pukul 06.30 dan langsung masuk ke mobil.

Baca Juga:Pengamat Asing Tanggapi Unggahan Akun Resmi Presiden Jokowi, Warganet RiuhTeror KKB Papua Barat: 14 Korban, Berikut Identitas dan Kondisinya Menggenaskan

“Tiba-tiba, mobilnya berhenti mendadak di halaman. Pintu dibuka dan dengan nada marah Bapak berteriak, Mangil, ana apa iki (apa yang terjadi)?,” ujar Mangil.

Ternyata, Letkol (Tituler) Soeparto yang mengemudikan mobil Bung Karno dan Soedarso telah melaporkan terjadinya penembakan di kediaman Jenderal A.H. Nasution.

AKBP Mangil mendekat ke arah Bung Karno lalu melaporkan sekitar pukul 04.00 rumah Jenderal Nasution dan Wakil Perdana Menteri Johannes Leimena ditembaki gerombolan bersenjata tak dikenal.

Presiden sempat bertanya apa yang harus dilakukannya. “Saya jawab, Bapak bisa lenggah dulu di sini untuk menunggu atau langsung berangkat, semua jalan sudah kami steril-kan,” ujar AKBP Mangil. “Berangkat!,” kata Soekarno sambil membanting pintu mobil dengan keras.

Rombongan ini bergerak menuju Istana. AKBP Mangil berada satu mobil bersama Brigadir Polisi Lasut, Inspektur Sardi, dan Komandan Tim Dinas Khusus DKP Inspektur Polisi Zulkifli Ibrahim.

Sewaktu konvoi melintas di depan Hotel Indonesia masuk konfirmasi dari tim DKP, pasukan tak dikenal berada di sekitar Monumen Nasional dengan gerak-gerik mencurigakan. “Tidak ada yang tahu, siapa yang memberi penugasan kepada mereka,” ujar Mangil.

Untuk menghindari pasukan tersebut, AKBP Mangil membelokkan konvoi menjauhi Istana. Sesuai prosedur darurat, presiden harus diselamatkan ke sebuah safe house di Jalan Wijaya, Kebayoran Baru.

Baca Juga:Japto Soerjosoemarno Perintahkan Kader Ormas Loreng Oranye Ini Pilih Anies Baswedan di Pilpres 2024Terima Kartu Anggota Bernomor ‘James Bond’, Pemuda Pancasila: Pak Anies Presiden

Belum tiba di safe house, Kolonel CPM Saelan memerintahkan konvoi yang membawa Soekarno menuju rumah Haryati di Slipi Grogol. “Wah, ik ben overrompeld -Saya terguncang,” ujar presiden saat keluar dari mobil.

0 Komentar