Kisah Anak Pulau Gili Labak Sumenep Soal Semangat Belajar Meski Berlayar 2 Jam, Pulau Wisata Tak Ada Sekolah

Anak-anak warga Pulau Gili Labak, Sumenep, Jawa Timur, curhat ke mahasiswa yang berkunjung ke Gili Labak, Seni
Anak-anak warga Pulau Gili Labak, Sumenep, Jawa Timur, curhat ke mahasiswa yang berkunjung ke Gili Labak, Senin, 22 Juli 2024. (Tangkapan Layar/Istimewa)
0 Komentar

SEBUAH video yang direkam sekelompok mahasiswa asal Surabaya, Jawa Timur saat berkunjung ke Pulau Gili Labak, Sumenep, Jawa Timur viral di media sosial. Dalam video, tampak dua orang mahasiswa sedang berbincang dengan lima anak kecil di bawah pohon kelapa. Seorang mahasiswi awalnya bertanya, di mana sekolah anak yang sedang jongkok di depannya.

“Sekolahnya di sana, di Kombang. Kalau ke sana naik perahu 2 jam. Kalau liburan baru pulang ke sini (Gili Labak). Seminggu sekali pulangnya,” sahut seorang anak bernama Oki.

Jawaban Oki membuat dua mahasiswa ini kaget dan geleng-geleng kepala. Pertanyaan pun berlanjut tentang apa yang membuat Oki tetap semangat sekolah walaupun harus berlayar 2 jam.

Baca Juga:BPS Catat Indonesia Masih Impor dari Israel Juni 2024, Berikut Data Jenis Barang dan Perkembangan NilainyaDemonstrasi Besar Mahasiswa di Bangladesh Berujung Kerusuhan, Ini Penyebab dan Jumlah Korban

“Karena cita-citaku mau jadi dokter. Aku di sekolah rangking 1,” sambung Oki sambil menundukkan wajah.

Secara spontan dua mahasiswa yang bertanya langsung senyum dan bertepuk tangan memberi semangat.

“Keren itu. Semangat Oki, Semangat,” imbuh sang mahasiswi.

Masih dalam percakapan itu, sang mahasiswi memberi nasihat agar anak-anak Pulau Gili Labak terus sekolah hingga ke jenjang perguruan tinggi.

“Harus terus sekolah ya. Enggak boleh putus sekolah. Biar bisa jadi dokter sungguhan. Yang lain juga ya,” kata mahasiswi tersebut.

Dalam video berdurasi 14 menit itu juga memuat bagian percakapan antara mahasiswa dengan ketua RT Pulau Gili Labak. “Gimana sekolahnya anak-anak di sini Pak?” tanya seorang mahasiswa.

“Di sini enggak ada SD, SMP juga enggak ada, SMA juga sama. Hanya ada belajar ngaji saja,” kata ketua RT.

Lebih lanjut pria berpeci ini juga mengatakan jika semua anak-anak Pulau Gili Labak menempuh pendidikan di Pulau Poteran yang berjarak 2 jam perjalanan laut.

Baca Juga:Komnas HAM Terjun Langsung Tangani Kasus Kematian Wartawan TribrataTV di Karo4 Kecamatan 9 Desa 16.422 Jiwa Terdampak Banjir di Cirebon: Tanggul Sungai Jebol

“Ya mereka ngekos. Pulang ke sini kalau liburan. Ya ginilah kondisinya soalnya enggak ada sekolah,” imbuh ketua RT.

Masalah pendidikan di Pulau Gili Labak mulai disorot akademisi karena di tengah kampanye wisata secara besar-besaran justru mengabaikan sisi pendidikan warganya.

“Ya kita memang patut miris lah karena Gili Labak sebagai pulau wisata yang indah, tetapi di situ tidak ada sekolah dan kita patut memohon kepada pemerintah agar dialokasikan dana APBD untuk membangun gedung sekolah di sana,” kata Rektor Universitas Bahaudin Mudhari (Uniba) Madura Prof Rachmad Hidayat.

0 Komentar