Kiai Said dan Berdirinya Pesantren Gedongan

Kiai Said dan Berdirinya Pesantren Gedongan
Makam pendiri Pesantren Gedongan, Cirebon, Kiai Muhammad Said. /Magarsari Blogspot
0 Komentar

Berikut ini adalah silsilah Kiai Said Gedongan menurut data yang penulis peroleh dari artikel “Silsilah KH. Said Aqil Siraj”.

“(1) Muhammad Said (Gedongan) bin (2) KH Murtasim bin (3) KH Nuruddin bin (4) KH Ali bin (5) Tubagus Ibrahim bin (6) Abul Mufakhir (Majalengka) bin (7) Sultan Maulana Mansur (Cikaduen) bin (8) Sultan Maulana Yusuf (Banten) bin (9) Sultan Maulana Hasanuddin bin (10) Maulana Syarif Hidayatullah (Sunan Gunung Jati)”

Berdasarkan silsiah di atas, dapat dimengerti jika Kiai Said Gedongan adalah generasi kesepuluh dari keturunannya Sunan Gunung Jati Cirebon, Sultan Cirebon pertama sekaligus anggota wali Songo.

Baca Juga:Pastikan Urutan Ketiga Liga Inggris, Chelsea Lawan Leicester City Imbang 1-1Kontingen Indonesia Posisi Keempat di Klasemen Medali SEA Games

Istri dan Anak KH Muhamad Said GedonganSelama hidupnya KH Muhamad Said dikisahkan hanya menikah satu kali dengan wanita yang bernama Nyai Hj Maimunah, yaitu kakak kandung dari Kiai Abas dari Buntet Pesantren, dengan demikian istri Kai Said adalah putri dari KH Abdul Jamil bin Kiai Mutaa’d bin Mbah Muqoyim.

Mengani anak-anak Kiai Said, penulis untuk sementara waktu hanya memperoleh tiga nama, yaitu (1) KH. Abdul Karim, dan (2) KH Siraj (3) Nyai Hasinah.

Kelak baik anak dan cucu Kiai Siad banyak menjalin hubungan keluarga dengan beberapa Kiai ataupun pengasuh pesantren baik di Cirebon maupun di luar Cirebon seperti Pesantren Kempek, Bunten, Benda, Krapyak di Yogyakarta, Pesantren Lirboyo di Kediri dan lain sebagainya.

Kedatangan KH. Muhamad Said ke GedonganAda beberapa versi seputar kedatangan Kiai Said ke Gedongan, akan tetap pada umumnya kedatangan Kiai Said kegedongan dikisahkan membawa istrinya disertai dua orang pembantu dan 26 santri bapaknya yang bersedia mengabdii kepada Kiai Said untuk membuka perkampungan pesantren di suatu hutan hadiah dari Sultan Kasepuhan.

Nantinya oleh 26 santrinya itu, dibangun perkampungan yang nantinya disebut Gedongan. Dikampung itu pula Kiai Said mendirikan surau/tajug untuk tempat mengajarkan agama.

Lambat laun Kiai Said banyak kedatangan murid-murid baru hingga membentuk pesantren, selanjutnya anak cucu Kiai Said mendirikan pesantren di tempatnya masing-masing (dalam wilayah dusun Gedongan) sehingga jangan heran jika di Gedongan banyak sekali pesantren. Disana hampir setiap anak cucu Kiai Said mendirikan pesantrennya masing-masing.

0 Komentar