Ketua Projo Budi Arie: Orang yang Adu Domba Jokowi-Prabowo Kurang Minum Kopi

Ketua Projo Budi Arie Setiadi
Ketua Projo Budi Arie Setiadi
0 Komentar

Menyadari potensi politik adu domba, Presiden Joko Widodo akhir tahun lalu mengajak seluruh anak bangsa untuk mengawal pemilu yang berintegritas, menolak fitnah, ujaran kebencian, dan politik uang.

“Kita sebagai bangsa sudah melihat langsung dengan mata kepala, apa dampaknya bila politik dilakukan tanpa etika. Kompetisi demi meraup simpati, membuat Masyarakat terpolarisasi,” pungkasnya, Selasa (7/5).

Apa itu Politik Adu Domba?

Politik adu domba adalah gabungan strategi antara politik, militer, dan ekonomi yang tujuannya untuk mendapatkan dan menjaga kekuasaan dengan cara memecah berbagai kelompok besar. Saat kelompok besar terpecah menjadi beberapa kelompok kecil, hal ini lebih mudah untuk ditaklukan atau dikalahkan.

Baca Juga:Benda Bercahaya Kehijauan Melintasi Langit Yogyakarta, Pertanda Apa?Indra Pratama Ungkap CCTV Tidak Ada yang Mati, Total 20 Aktif di TKP Bunuh Diri Brigadir RAT

Mengutip buku Mamonisme karya Maman A. Majid Binfas, secara prinsip praktik adu domba adalah memecah belah dengan saling membenturkan (mengadu domba) kelompok besar yang dianggap punya pengaruh dan kekuatan besar. Dalam konteks lain, politik adu domba juga berarti mencegah kelompok-kelompok kecil untuk bersatu menjadi sebuah kelompok besar yang lebih kuat.

Di Indonesia, jejak politik adu domba sudah ada sejak zaman kolonial Belanda. Simak kisah awal mula politik adu domba muncul di Tanah Air di bawah ini.

Awal Mula Politik Adu Domba di Indonesia

Politik adu domba ternyata sudah lama hadir di Indonesia sejak ratusan tahun lalu, tepatnya saat pasukan Belanda datang ke Tanah Air. Hal ini dilakukan oleh Belanda sebagai strategi untuk kepentingan politik, militer, dan ekonomi agar bisa mempertahankan kekuasaan dan pengaruh penjajahan Belanda di Indonesia.

Dalam buku Devide Et Impera: Mengenal Taktik dan Strategi orang Belanda oleh Kemendikbud, politik adu domba diperkenalkan pertama kali di Indonesia oleh Vereenigde Oost-indische Compagnie (VOC), yakni kongsi dagang terbesar asal Belanda di abad ke-17.

Tujuan utama VOC di Indonesia adalah untuk mencari keuntungan sebesar-besarnya dengan cara menaklukkan kerajaan di nusantara, menguasai jalur perdagangan, dan memonopoli perdagangan rempah-rempah di Asia.

Namun, VOC harus meruntuhkan berbagai kerajaan nusantara yang ada di Tanah Air terlebih dahulu. Karena tak cukup dengan berperang saja, akhirnya VOC menerapkan strategi politik adu domba.

0 Komentar