Kementerian Luar Negeri Indonesia Minta WNI Tidak Melakukan Perjalanan ke Lebanon, Iran dan Israel

Kemlu juga mengimbau kepada para WNI yang berada di wilayah tersebut untuk terus meningkatkan kewaspadaan dan
Kemlu juga mengimbau kepada para WNI yang berada di wilayah tersebut untuk terus meningkatkan kewaspadaan dan mengikuti langkah-langkah kontingensi yang diarahkan oleh Perwakilan RI.
0 Komentar

KEMENTERIAN Luar Negeri (Kemlu) meminta warga negara Indonesia (WNI) tidak melakukan perjalanan ke Lebanon, Iran, dan Israel dalam waktu dekat. Hal itu disebabkan karena meningkatnya eskalasi konflik antara Hizbullah dan Israel di tiga wilayah tersebut.

“Mencermati perkembangan kawasan Timur Tengah akhir-akhir ini, demi keselamatan dan keamanan, kami mengimbau kepada Warga Negara Indonesia (WNI) untuk sementara waktu tidak melakukan perjalanan ke Lebanon, Iran dan Israel, sampai kondisi keamanan membaik,” tulis Kemlu RI di situs resminya, Minggu (4/8/2024).

Kemlu juga mengimbau kepada para WNI yang berada di wilayah tersebut untuk terus meningkatkan kewaspadaan dan mengikuti langkah-langkah kontingensi yang diarahkan oleh Perwakilan RI.

Baca Juga:Kebakaran Kompleks Pertokoan Eks Hasil Pasar Raya 1 Salatiga Diduga Korsleting, 4 Kios di Blok A24-A27 LudesBPS Catat Indonesia Masih Impor dari Israel Juni 2024, Berikut Data Jenis Barang dan Perkembangan Nilainya

“Khusus bagi WNI di wilayah Lebanon diimbau untuk dapat segera meninggalkan wilayah Lebanon,” imbau Kemlu.

Bagi WNI yang membutuhkan bantuan dapat menghubungi Hotline:

1. KBRI Beirut: +961 7 0817 3102. KBRI Tehran: +989 0 2466 88893. KBRI Amman: +962 7 7915 04074. Direktorat Pelindungan WNI: +62 812 9007 0027

Teheran, bersama dengan Hamas dan Hizbullah yang berbasis di Lebanon menuduh Israel membunuh pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh, pada hari Rabu. Haniyeh tewas sehari setelah serangan yang diklaim oleh Israel menewaskan kepala militer Hizbullah Fouad Chokr di dekat Beirut.

Hizbullah mengatakan mereka telah meluncurkan puluhan roket Katyusha ke Israel, dengan mengatakan serangan itu sebagai tanggapan atas serangan Israel terhadap Lebanon. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan negaranya berada pada ‘tingkat kesiapan yang sangat tinggi’ untuk skenario apa pun ‘defensif dan ofensif’. (*)

0 Komentar