Kemenkes: Hepatitis Akut Berbeda dengan Penyakit Kuning Meski Memiliki Gejala Sama

Kemenkes: Hepatitis Akut Berbeda dengan Penyakit Kuning Meski Memiliki Gejala Sama
Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kemenkes dr Siti Nadia Tarmizi. (Foto: Dok Kemenkes RI)
0 Komentar

JURU Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi hepatitis akut berbeda dengan penyakit kuning meski memiliki gejala sama.

“Gejala sama dengan penyakit kuning tetapi biasanya infeksi hepatitis akut tidak berat, sebagian bisa sembuh sendiri tetapi ada juga yang menjadi hepatitis kronik,” kata Nadia, Jumat (6/5/2022).

Nadia menjelaskan tanda atau gejala awal jika seseorang terinfeksi hepatitis akut, yakni mual, muntah, nyeri perut, dan diare yang makin lama kian berat.

Baca Juga:Pengasuh Ponpes Ar Risalah Lirboyo, Ulama Kharismatik Kiai Ma’ruf Zainuddin Meninggal DuniaTaiwan Siaga Tinggi, China Kerahkan 18 Pesawat Tempur 2 Pengebom

Selain itu, muncul sindrom kuning pada mata dan kulit, air seni menjadi coklat tua dan buang air besar (BAB) menjadi pucat warnanya.

Selanjutnya, Nadia mengatakan, meski belum dapat diketahui secara pasti proses penularan hepatitis akut, namun ada kemungkinan penularan bisa terjadi melalui makanan dan darah.

“Kita belum tahu secara pasti tetapi infeksi hepatitis selama ini menular melalui makanan dan juga melalui darah,” kata Nadia.

Nadia menuturkan tindakan awal pencegahan penularan ini dengan memastikan kebersihan makanan dengan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat.

Dikatakannya, hepatitis akut ini merupakan penyakit menular yang bisa terjadi melalui makanan dan darah, bisa juga menular melalui udara ada sebagian tipe adenovirus.

Sementara itu, Kantor Staf Presiden (KSP) memastikan pemerintah melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah meningkatkan kewaspadaan dan melakukan penyelidikan epidemiologi (surveilans) lintas sektoral dalam menghadapi penyakit hepatitis akut yang tidak diketahui penyebabnya (acute hepatitis of unknown aetiolog).

Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden dr Brian Sriprahastuti mengatakan, upaya ini dilakukan agar segera ada tindakan apabila ditemukan kasus dengan gejala dan tanda hepatitis akut, terutama pada anak di bawah usia 11 tahun.

Baca Juga:Pesawat Kiamat Ilyushin Il-80 Bakal Tampil di Hari Kemenangan RusiaMasjid yang Dikelola Persatuan Islam Turki untuk Urusan Agama di Prancis Dilempar Bom Molotov

“Investigasi penyebab hepatitis akut dilakukan pada setiap kasus, mungkin melalui pemeriksaan panel virus secara lengkap,” kata Brian Sriprahastuti, Jumat (6/5/2022).

Selain itu, tegas Brian, pemerintah juga telah mengeluarkan surat edaran yang ditujukan kepada fasilitas layanan kesehatan, pemerintah daerah, Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP), dan pemangku kepentingan, untuk memberikan dukungan dan kewaspadaan dini terhadap penemuan kasus hepatitis akut yang tidak diketahui penyebabnya tersebut. (*)

0 Komentar