Kematian Keluarga Kalideres: Kasus Rumit, Bukan Penganut Sekte, Tak Ada Zat Beracun di 4 Jasad Korban, Penyidikan Ditutup

Kematian Keluarga Kalideres: Kasus Rumit, Bukan Penganut Sekte, Tak Ada Zat Beracun di 4 Jasad Korban, Penyidikan Ditutup
Rumah tempat ditemukannya empat jasad di perumahan Citra Garden, Kalideres, Jakarta Barat.
0 Komentar

Wahyu menekankan bahwa Tamoxifen bukanlah racun. Dia menyebut Tamoxifen adalah obat.

“Korban Renny Margaretha juga di hatinya terdeteksi adanya Tamoxifen. Tapi sekali lagi bahwa Tamoxifen adalah bukan racun, itu adalah obat,” tuturnya.

Budiyanto Gunawan

Budiyanto Gunawan (68), yang merupakan paman dalam keluarga tersebut, meninggal karena serangan jantung. Hal ini disampaikan oleh dokter spesialis patologi anatomi subspesialisasi patologi forensik RS Polri, dr Asri Megaratri Pralebda, SpF. Dia mengatakan Budiyanto meninggal karena serangan jantung.

Baca Juga:3 Pasal KUHP Baru Ini Jadi Sorotan Hotman ParisPenyidikan Kasus Kematian Keluarga Kalideres, Polisi: Kami Terus Terang Memiliki Kendala Saat Cocokkan Sidik Jari karena Kulit Jari Sudah Rusak

“Sebab kematian Pak Budiyanto, serangan jantung yang baru atau yang akut,” kata Asri dalam jumpa pers di Polda Metro Jaya, Jakarta, Jumat (9/12/2022).

Dian Febbyana

Tim ahli kedokteran forensik dr Ade Firmansyah Sugiharto mengungkapkan penyebab Dian Febbyana (42), salah satu anggota keluarga Kalideres yang ditemukan tewas bersama di rumahnya. Dian disebut memiliki radang paru yang kronis.

“Sedangkan pada Ibu Dian tampak sekali ada makroskopik, yaitu pada saat autopsi dan pada saat kita lakukan pemeriksaan patologi forensik didapatkan bukti yang sangat jelas adanya radang paru yang menahun atau radang paru yang kronis,” kata dr Ade dalam konferensi persnya, Jumat (9/12/2022).

dr Ade mengatakan paru-paru Dian memiliki rongga di dalamnya. Dia menyebut biasanya hal ini dialami oleh orang dengan penyakit TBC paru.

“Di sini yang disebut sebagai pneumoconiosis serta juga adanya kavitas atau rongga di dalam paru, yang juga dapat terjadi merupakan gambaran penyakit yang menahun,” katanya.

“Yang biasanya kalau pada orang Indonesia, kavitas-kavitas itu dapat terbentuk akibat penyakit-penyakit seperti misalnya TBC paru,” tuturnya. (*)

0 Komentar