KBRI Beirut Imbau WNI untuk Keluar dari Lebanon Secara Mandiri

Grup maskapai penerbangan asal Jerman, Luthfansa Group, pada hari Senin (29/7) mengatakan tiga maskapai mereka
Grup maskapai penerbangan asal Jerman, Luthfansa Group, pada hari Senin (29/7) mengatakan tiga maskapai mereka – Lufthansa, Swiss, dan Eurowings – memutuskan untuk menghentikan sementara penerbangan dari dan ke Beirut hingga setidaknya 5 Agustus mendatang. (AP Photo/Hassan Ammar)
0 Komentar

Israel telah melakukan serangan udara di Beirut dan menewaskan sedikitnya tiga orang. Serangan tersebut semakin meningkatkan ketegangan antara Israel dan kelompok Hizbullah Lebanon.

Ledakan terdengar di pinggiran selatan Beirut pada Selasa (30/7/2024) sekitar pukul 19.40 waktu setempat dan menghantam kawasan Haret Hreik di dekat Dewan Syura Hizbullah yang merupakan pusat pengambilan keputusan pemerintah Lebanon.

Setengah dari bangunan yang menjadi sasaran di lingkungan padat penduduk itu runtuh dan sebuah rumah sakit di dekatnya mengalami kerusakan ringan. Jalanan di sekitarnya dipenuhi puing-puing dan pecahan kaca saat ambulans bergegas menuju lokasi kejadian.

Baca Juga:Kebakaran Kompleks Pertokoan Eks Hasil Pasar Raya 1 Salatiga Diduga Korsleting, 4 Kios di Blok A24-A27 LudesBPS Catat Indonesia Masih Impor dari Israel Juni 2024, Berikut Data Jenis Barang dan Perkembangan Nilainya

Dikutip dari laporan Al Jazeera, serangan tersebut dikatakan Kementerian Kesehatan Lebanon telah menewaskan seorang wanita dan dua anak serta membuat puluhan orang lainnya terluka.

“Jumlah korban tewas akibat agresi Israel di pinggiran selatan Beirut … adalah tiga orang martir, termasuk seorang wanita, seorang anak perempuan dan seorang anak laki-laki,” kata kementerian, seraya menambahkan bahwa “pencarian orang-orang yang hilang di bawah reruntuhan masih terus berlanjut.”

Serangan Israel ke Lebanon terjadi tiga hari setelah serangan di Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel pada Sabtu (27/7/2024). Serangan tersebut dituduhkan Israel kepada Hizbullah.

Militer Israel mengatakan bahwa serangannya pada Selasa malam menargetkan komandan Hizbullah, Muhsen Shukr, yang juga dikenal sebagai “Haji Muhsen”.

Mereka mengklaim bahwa Muhsen bertanggung jawab atas serangan yang menewaskan 12 orang dan melukai 30 orang di Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel.

Serangan roket pada hari Sabtu menghantam Majdal Shams, di bagian timur laut wilayah yang diduduki Israel. Meski Israel menuduh Hizbullah sebagai dalang serangan pada hari Sabtu, Hizbullah telah membantah terlibat dalam serangan tersebut.

Pada Rabu (31/7/2024) Hizbullah mengkonfirmasi bahwa Haji Muhsen telah meninggal dunia dalam serangan Israel.

Baca Juga:Demonstrasi Besar Mahasiswa di Bangladesh Berujung Kerusuhan, Ini Penyebab dan Jumlah KorbanKomnas HAM Terjun Langsung Tangani Kasus Kematian Wartawan TribrataTV di Karo

Israel menduduki wilayah barat Dataran Tinggi Golan sejak perang 1967, sementara bagian yang tersisa berada di bawah kendali Suriah.

Sejak melancarkan serangan ke Gaza pada bulan Oktober, Israel telah menyerang Beirut setidaknya satu kali sebelum serangan hari Selasa.

Pada tanggal 2 Januari, Israel melakukan serangan yang menewaskan pejabat senior Hamas, Saleh al-Arouri. Serangan terakhir Israel ke Beirut sebelum ini terjadi pada tahun 2006, selama perang 34 hari antara Israel dan Hizbullah. (*)

0 Komentar