Kawasan Rebana Metropolitan: Harta Karun dan Kerusakan Ekologis yang Mengkhawatirkan

Kawasan Rebana Metropolitan: Harta Karun dan Kerusakan Ekologis yang Mengkhawatirkan
Dok. Ridwan Kamil
0 Komentar

PENJABAT (Pj) Gubernur Jawa Barat Bey Triadi Machmudin mengatakan puluhan proyek strategis untuk kawasan Rebana Metropolitan terus dikerjakan dan diestimasikan selesai pada 2024, sehingga kawasan tersebut dapat menjadi penggerak ekonomi di daerahnya di masa depan.

Bey memastikan puluhan proyek strategis tersebut terus dikerjakan dengan perhitungan yang matang dan cermat. Jika pengerjaan itu rampung di tahun depan, maka dampak positifnya akan terasa bagi perekonomian Jawa Barat.

Selain 37 proyek itu, kata Bey, masih ada sekitar 44 proyek yang harus dikerjakan sampai 2030.

Baca Juga:Menilik Jokowi, Megawati, Ganjar-Mahfud di Yogyakarta, SBY Makan Pop Mie Ditemani AHY di WarungPernyataan Kontroversial Mahfud MD Sakiti Perasaan Para Ibu Warganet: Dosanya Dimana Pak?

“Nanti ada 44 proyek dalam 2030 dan yang tahun ini masih berproses dan mungkin dua atau tiga proyek segera diselesaikan,” ujarnya, Jumat 1 Desember 2023.

Menurut dia, kawasan Rebana Metropolitan dirancang untuk menciptakan daerah industri baru sehingga bisa memacu pertumbuhan ekonomi di Jawa Barat.

Kawasan Rebana Harta Karun

Jauh sebelumnya, saat itu, Kang Emil mengungkapkan bawah Kawasan Rebana itu harta karun. “Karena kalau 13 kota industri yang ada di kawasan Rebana itu jadi, lahir 5 juta lapangan pekerjaan, akan ngasih bonus 2%-3% pertumbuhan ekonomi di 2030. Jadi kalau di 2030 kami tumbuh 6% misalkan dan Rebananya sukses, berarti nanti 6% + 3% itulah pertumbuhan ekonomi Jabar menurut studinya,” ujar Kang Emil, Kamis 30 September 2021.

Rebana Metropolitan merupakan wilayah utara/timur laut provinsi yang meliputi tujuh daerah, yakni Kabupaten Sumedang, Majalengka, Cirebon, Subang, Indramayu, dan Kuningan, serta Kota Cirebon. Terdapat 13 kawasan peruntukkan industri (KPI) di sana meliputi:

  • Cipali Subang Barat: 10.408 hektare
  • Cipali Subang Timur: 4,806 hektare
  • Cipali Indramayu: 2.875 hektare
  • Butom: 4,092 hektare
  • Kertajati: 1.415 hektare
  • Jatiwangi: 972 hektare
  • Cirebon: 1.815 hektare
  • Krangkeng: 3.452 hektare
  • Tukdana: 563 hektare
  • Balongan: 2.122 hektare
  • Losarang: 6.710 hektare
  • Patrol: 4,14 hektare
  • Patimban: 542 hektare

Apabila tanpa Rebana Metropolitan, Kang Emil menyebut pertumbuhan ekonomi Jabar mentok di kisaran 5%-6%. Namun, apabila ada Rebana sebagai mesin pertumbuhan ekonomi baru dengan 5 juta pekerjaan, ada bonus 2%-3% tambahan pertumbuhan ekonomi.

“Itulah yang saya bilang kenapa juara se-ASEAN karena 13 kota baru nanti saya bagi-bagi. Ada yang satu Jepang di Patimban, saya taruh Taiwan di Indramayu, Timteng di Kertajati dan lain-lain. Sehingga nanti kawasan Rebana itu kayak kedutaan. Jadi si kota-kota industrinya itu, estate management-nya saya kasih ke negara-negara maju itu,” kata Kang Emil.

0 Komentar