Kapitalisme Merah Tiongkok, Oligarki Pancasila Indonesia

Kapitalisme Merah Tiongkok, Oligarki Pancasila Indonesia
(Wikipedia/File)
0 Komentar

Keyakinan AS bahwa komunis akan bertindak dengan cara yang sama di negara-negara baru lainnya yang sebenarnya ingin bebas dari kekuatan kolonial menyusutkan semangat Paman Sam dalam mendukung proses kemerdekaan penuh di negara-negara baru, termasuk Indonesia. Pada November 1945, ketika menjadi jelas bahwa komunis berada di pihak yang berlawanan dengan kepentingan sekutu, AS mengurangi tekanannya terhadap Belanda di Indonesia. AS bahkan sangat terkesan mendukung rencana Belanda untuk melakukan agresi militer untuk merebut kembali Indonesia, setelah Jepang menyatakan menyerah tanpa syarat dan setelah Soekarno-Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. AS tidak bergeming saat Inggris melakukan serangan brutal di Surabaya pada 10 November 1945.

AS memang ambigu sejak Roosevelt berkuasa pada tahun 1933. Antipati Roosevelt terhadap kekuasaan kekaisaran Inggris dikombinasikan dengan kebijakan anti-perang yang diwarisi oleh pemerintahan Widroow Wilson mendorongnya untuk berlarut-larut terjun ke dalam perang melawan Hitler di Eropa, meskipun permintaan berulang kali dari Churchil. Hingga akhirnya insiden Pearl Harbor memberikan tanda yang jelas bahwa AS harus turun langsung membantu Inggris dan Prancis, plus mengusir Jepang dari China. Kemudian setelah Truman menggantikan Roosevelt, semangat perang kinetik diganti dengan semangat perang dingin. Semangat anti-komunis semakin terlihat (doktrin Truman) di pihak sekutu yang melemahkan semangat AS untuk membebaskan koloni Inggris dan Belanda di Asia.

Ketidakjelasan AS membuat posisi pasukan Inggris (disertai pasukan dari India) lebih fleksibel untuk melakukan serangan brutal terhadap militer dan rakyat Surabaya pada 10 November 1945, tak lama setelah perundingan Mao dan Chiang gagal di Chongking, ketika Inggris ingin melucuti senjata Jepang dan membebaskan pasukan sekutu di Surabaya. Serangan brutal dan tidak adil ini, yang disambut dengan perjuangan yang berani oleh masyarakat Indonesia di Surabaya, kini diperingati sebagai Hari Pahlawan Nasional oleh Indonesia. AS menunjukkan posisi yang sama ketika Belanda memutuskan untuk melancarkan Agresi Militer Belanda Pertama dan Kedua dua tahun kemudian.

Baca Juga:Penangkapan Tersangka Kartel Migor Bukan Gimmick Politik, Dugaan Rocky Gerung: Strategi Pemerintah ‘Kucing Mati’Amankan Idul Fitri 1443 Hijriyah, Danrem 063/SGJ Siapkan 3.500 Personel Bantu Polri

Amerika Serikat juga telah menggunakan CIA untuk mendanai dan menawarkan dukungan untuk kudeta militer yang tak terhitung jumlahnya dan pembunuhan di seluruh dunia selama Perang Dingin, yaitu di Amerika Latin. Ironisnya, banyak dari naisme tersebut), tekanan internasional, dan keputusan Indonesia untuk menumpas pemberontakan komunis di Madiun, ditambah dengan meningkatnya ancaman Stalin di Eropa dan kemenangan Mao atas Chiang Kai Shek di Cina (Chiang mundur ke Taiwan), memaksa AS menekan Belanda agar segera mengakui kemerdekaan Indonesia. Di satu sisi, AS meyakinkan Amsterdam bahwa Indonesia tidak akan jatuh ke tangan komunis. Di sisi lain, AS dan sekutunya memang membutuhkan pasukan tambahan untuk mengimbangi tambahan pasukan Soviet di Jerman Timur. dan keputusan Indonesia untuk menumpas pemberontakan komunis di Madiun, ditambah dengan meningkatnya ancaman Stalin di Eropa dan kemenangan Mao atas Chiang Kai Shek di Cina (Chiang mundur ke Taiwan), memaksa AS untuk menekan Belanda agar segera mengakui kemerdekaan Indonesia. Di satu sisi, AS meyakinkan Amsterdam bahwa Indonesia tidak akan jatuh ke tangan komunis. Di sisi lain, AS dan sekutunya memang membutuhkan pasukan tambahan untuk mengimbangi tambahan pasukan Soviet di Jerman Timur. dan keputusan Indonesia untuk menumpas pemberontakan komunis di Madiun, ditambah dengan meningkatnya ancaman Stalin di Eropa dan kemenangan Mao atas Chiang Kai Shek di Cina (Chiang mundur ke Taiwan), memaksa AS untuk menekan Belanda agar segera mengakui kemerdekaan Indonesia. Di satu sisi, AS meyakinkan Amsterdam bahwa Indonesia tidak akan jatuh ke tangan komunis. Di sisi lain, AS dan sekutunya memang membutuhkan pasukan tambahan untuk mengimbangi tambahan pasukan Soviet di Jerman Timur.

0 Komentar