Kabar Palsu Soal Pelaku Pembunuhan 3 Perempuan Muda, Kerusuhan Anti-Imgiran dan Anti-Muslim di Inggris

KBRI London mengimbau WNI untuk meningkatkan kewaspadaan menyusul terjadinya kerusuhan di Sunderland, Inggris.
KBRI London mengimbau WNI untuk meningkatkan kewaspadaan menyusul terjadinya kerusuhan di Sunderland, Inggris. (Foto: Ist)
0 Komentar

KERUSUHAN hebat melanda beberapa kota di Inggris pada hari Sabtu (3/8/2024), menyusul kabar palsu terkait pelaku pembunuhan tiga perempuan muda dalam sebuah kelas dansa di Southport. Kerusuhan melukai sejumlah polisi dan merusak properti.

Ini menjadi kerusuhan yang paling meluas di Inggris selama 13 tahun. Kerusuhan yang melibatkan ratusan demonstran anti-imigran meletus di sejumlah kota setelah informasi palsu menyebar dengan cepat di media sosial, bahwa tersangka dalam serangan pisau pada hari Senin di Southport adalah seorang imigran Muslim radikal.

Polisi mengatakan tersangka, Axel Rudakubana, 17 tahun, bukan imigran, ia lahir di Inggris. Tetapi protes oleh demonstran anti-imigran dan anti-Muslim terus berlanjut berubah menjadi kekerasan, pembakaran, dan penjarahan.

Baca Juga:Kebakaran Kompleks Pertokoan Eks Hasil Pasar Raya 1 Salatiga Diduga Korsleting, 4 Kios di Blok A24-A27 LudesBPS Catat Indonesia Masih Impor dari Israel Juni 2024, Berikut Data Jenis Barang dan Perkembangan Nilainya

Kerusuhan yang disertai kekerasan ini terjadi di Liverpool, Bristol, Hull, dan Belfast. Perkelahian terjadi, lemparan batu bata serta botol, dilakukan oleh demonstran anti imigran yang berhadapan dengan kelompok yang menentang rasisme.

Banyak petugas polisi menderita luka-luka saat mereka mencoba mencegah beberapa ratus pengunjuk rasa yang sebagian besar pemuda yang meneriakkan slogan-slogan. Di Liverpool, dua petugas dirawat di rumah sakit dengan dugaan patah tulang wajah sementara yang lain didorong dari sepeda motornya dan diserang dalam kekacauan.

Polisi Merseyside menyebut kericuhan ini setidaknya melibatkan sekitar 750 orang. Setidaknya dua toko di Liverpool dirusak dan dijarah, tambah polisi.

Kejadian serupa disaksikan di kota Bristol di barat daya, meskipun jumlah pengunjuk rasa anti-rasis lebih banyak daripada kelompok anti-imigrasi, dengan rekaman TV menunjukkan mereka berhadapan dengan polisi yang mengenakan perlengkapan anti huru hara.

Di Belfast, beberapa bisnis melaporkan kerusakan properti sementara setidaknya satu dibakar, menurut polisi. “Saya tidak tahu alasan mengapa mereka menyerang kami,” kata Rahmi Akyol, berdiri di luar pintu kaca kafenya yang pecah di Belfast, yang katanya diserang oleh puluhan orang dengan botol dan kursi.

“Saya sudah tinggal di sini selama 35 tahun. Anak-anak dan istri saya berasal dari sini. Saya tidak tahu harus berkata apa, ini mengerikan,” katanya.

Di seluruh Inggris, polisi telah menangkap puluhan orang atas berbagai pelanggaran mulai dari kerusuhan dengan kekerasan hingga perampokan dan perusakan kriminal.

0 Komentar