Jokowi: Yang Suka Makan Roti dan Mie Harganya Naik, Karena Ada Perang di Ukraina

Jokowi: Yang Suka Makan Roti dan Mie Harganya Naik, Karena Ada Perang di Ukraina
(Jokowi) meluapkan sejumlah kejengkelan saat memberikan pengarahan kepada menteri, kepala lembaga, kepala daerah, dan BUMN tentang aksi afirmasi bangga buatan Indonesia, Jumat (25/3). (Biro Pers Setpres/Biro Pers)
0 Komentar

PRESIDEN Joko Widodo mengungkapkan, perang Rusia-Ukraina berdampak terhadap pangan dunia, seperti gandum.

Situasi tersebut berpotensi membuat harga roti dan mie instan mengalami kenaikan.

Alasannya 30 hingga 40 persen produksi gandum dunia berasal dari Rusia dan Ukraina. Sedangkan, Indonesia masih mengimpor gandum dari Rusia dan Ukraina.

Baca Juga:Harga Tandan Buah Segar Kelapa Sawit Jeblok, Luhut Tuding Ukraina Biang KeroknyaMenyusul Boris Johnson, 5 Menteri Inggris Undur Diri Massal

“Hati-hati namanya komoditas pangan dunia ini naik semuanya utamanya gandum,” ujar Jokowi, di Kota Medan, Sumatera Utara, Kamis (7/7/2022).

“Kita juga impor gandum gede banget, 11 juta ton, impor gandum kita. Ini hati-hati,” sambungnya.

“Yang suka makan roti, yang suka makan mie bisa harganya naik. Karena ada perang di Ukraina,” urainya melanjutkan.

Jokowi mengaku sempat menanyakan langsung ke Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan Presiden Rusia Vladimir Putin berkenaan ketersediaan gandum ketika berkunjung kedua negara tersebut pekan lalu.

Jokowi melanjutkan, stok gandum di dua negara tersebut sangat berlimpah, tetapi tidak bisa dijual ke negara lain.

“Di Ukraina saja ada stok gandum waktu ke sana saya tanya langsung ke Presiden Zelensky berapa stok yang ada di Ukraina,” beber Jokowi.

“Presiden Jokowi bilang 22 juta ton. Stok nggak bisa dijual. Kemudian ada panen baru ini, 55 juta ton. Itu artinya stoknya sudah 77 juta ton,” ujarnya menambahkan.

Baca Juga:Buntut Dugaan Anak Kyai Cabul, Kemenag Resmi Cabut Izin Operasional Pesantren Majma’al Bahrain ShiddiqiyyahPPATK Bekukan 300 Rekening yang Dimiliki ACT, Tersebar di 41 Penyedia Jasa Keuangan

“Di Rusia sendiri saya tanya ke Presiden Putin, ada berapa stok (gandum) di Rusia 137 juta ton,” sambungnya. (*)

0 Komentar