Jokowi Wanti-wanti Nadiem Makarim Terkait Pengadaan Barang di Kemendikbudristek, Ada Apa?

Jokowi Wanti-wanti Nadiem Makarim Terkait Pengadaan Barang di Kemendikbudristek, Ada Apa?
Presiden Joko Widodo dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makariem / Instagram nadiemmakarim
0 Komentar

PRESIDEN Joko Widodo (Jokowi) mewanti-wanti Menteri Pendikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nadiem Makarim terkait pengadaan barang di lingkungan Kemendikbudristek. Sebab, berdasarkan data yang diperoleh Jokowi dari panitia Business Matching Belanja Produk Dalam Negeri 2022 di Nusa Dua, Bali, dari belanja kementerian Rp 29 triliun, pengadaan barang dalam negeri baru Rp 2 triliun.

“Hati-hati Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Tadi pagi saya cek baru Rp 2 triliun. Ini kelihatannya ada yang gak semangat di dalam kementerian,” ujar Jokowi saat pengarahan kepada menteri, kepala lembaga, kepala daerah, dan badan usaha milik negara (BUMN) tentang aksi afirmasi Bangga Buatan Indonesia di Bali, Jumat (25/3/2022).

Kepala negara mempertanyakan banyak produk penopang kegiatan belajar mengajar yang sudah mampu diproduksi dalam negeri.

Baca Juga:Jokowi dengan Suara Tinggi: Reshuffle, Akan Saya Awasi BetulPernyataan Lengkap Luhut Pandjaitan Kesal Sama Elon Musk

“Masa beli bangku, beli kursi mau impor kita, laptop mau impor kita? kita sudah bisa bikin semuanya itu, sudah bisa bikin semuanya. Sudahlah jangan diterus-terusin,” kata Jokowi.

Dalam kesempatan itu, Jokowi juga memberikan ultimatum kepada Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo perihal penggunaan produk alat dan mesin pertanian yang diimpor dari negara lain.

“Alsintan, traktor-traktor kaya gitu bukan high tech aja impor. Jengkel saya!,” ujarnya.

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu bercerita pengalaman saat berkunjung ke Atambua, Nusa Tenggara Timur (NTT), kemarin. Saat itu, Jokowi bersama mentan dan masyarakat melakukan penanaman jagung.

“Saya kemarin dari Atambua, saya lihat traktor, alsintan, saya lihat. Gak boleh pak menteri, gak boleh,” kata kepala negara.

Jokowi juga menyoroti produk-produk yang sudah dapat diproduksi di tanah air tapi masih diimpor seperti pensil hingga kertas.

“Kadang-kadang saya mikir, ini kita ngerti gak sih? Jangan-jangan kita gak kerja detail sehingga gak ngerti barang yang dibeli itu barang impor. Buku tulis impor. Jangan ini diteruskan, setop. Kita melompat semua kalau beli semua produk dalam negeri, meloncat pertumbuhan ekonomi kita,” ujarnya. (*)

0 Komentar