Jokowi Sebut Indikator Kesejahteraan Masyarakat Meningkat, Pengangguran Turun 4,8 Persen pada 2024

Presiden Joko Widodo saat memberikan pidato dalam Sidang Tahunan MPR dan Sidang Bersama DPR RI-DPD RI di gedun
Presiden Joko Widodo saat memberikan pidato dalam Sidang Tahunan MPR dan Sidang Bersama DPR RI-DPD RI di gedung DPR/MPR RI, Jakarta, Jumat (16/8/2024). (Tangkapan Layar Youtube DPR RI)
0 Komentar

PRESIDEN Joko Widodo (Jokowi) melaporkan rancangan undang-undang (RUU) tentang anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) 2025 di gedung DPR, Senayan, Jakarta Pusat, Jumat (16/8/2024).

Dalam pidatonya, Jokowi menyebut indikator kesejahteraan masyarakat meningkat signifikan pada 2024. Dia memaparkan, tingkat pengangguran mengalami penurunan pada tahun tersebut.

“Tingkat pengangguran turun menjadi 4,8% pada 2024,” kata Jokowi di gedung DPR, Senayan, Jakarta Pusat, Jumat (16/8/2024).

Baca Juga:Kebakaran Kompleks Pertokoan Eks Hasil Pasar Raya 1 Salatiga Diduga Korsleting, 4 Kios di Blok A24-A27 LudesBPS Catat Indonesia Masih Impor dari Israel Juni 2024, Berikut Data Jenis Barang dan Perkembangan Nilainya

Jokowi melanjutkan, tingkat kemiskinan mengalami penurunan yang tajam sebesar 9,03% di 2024. Sementara angka kemiskinan ekstrem juga turun signifikan menjadi 0,83% di tahun 2024.

Orang nomor satu di Indonesia itu mengungkapkan, Indonesia mampu menghadapi tantangan yang sangat berat selama 10 tahun terakhir. Mulai dari pandemi Covid-19, gejolak geopolitik global, perang dagang, ancaman krisis, dan perubahan iklim yang menimbulkan banyak bencana.

“Alhamdulillah, walau diterpa banyak tantangan dan ketidakpastian, kondisi politik dan ekonomi kita tetap stabil, bahkan mampu tumbuh secara berkelanjutan,” tandasnya.

Adapun pertumbuhan ekonomi Indonesia selalu terjaga di kisaran 5,0%. Jumlah ini lebih tinggi dibandingkan rata-rata pertumbuhan global, yakni sebesar 3,4%.

Selain itu, penambahan tenaga kerja baru sebanyak 21,3 juta pada periode 2015 hingga 2024. Rasio utang Indonesia juga salah satu yang paling rendah di antara kelompok negara G20 dan ASEAN.

Di sisi lain, nilai ekspor Indonesia naik lebih dari 70%, mencapai 259 miliar dolar AS pada 2023. Neraca transaksi berjalan secara bertahap terus menguat dan mencatat surplus selama 51 bulan terakhir. (*)

0 Komentar