Jokowi Marah Kebutuhan Alat Kesehatan di Indonesia Masih Impor, Politikus PDI Perjuangan Bilang Gini

Jokowi Marah Kebutuhan Alat Kesehatan di Indonesia Masih Impor, Politikus PDI Perjuangan Bilang Gini
Foto: BPMI Setpres/Muchlis Jr.
0 Komentar

ANGGOTA Komisi IX DPR RI dari Fraksi PDIP, Rahmad Handoyo, menilai kekesalan Presiden Joko Widodo yang menyindir kebutuhan alat kesehatan (alkes) di Indonesia masih bergantung kepada impor, seharusnya jadi cambukan bagi Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin.

“Mestinya kemarahan Pak Jokowi jadi cambukan untuk Menkes,” ujar Rahmad kepada wartawan, Jumat, 25 Maret.Menurut Rahmad, pandemi COVID-19 ini harus menjadi momentum bagi Kementerian Kesehatan untuk mengurangi impor alkes. Sehingga Indonesia tak lagi ketergantungan alkes dari negara lain.“Pandemi ini jadi momentum kita untuk berdikari, berdaulat di alkes, industri farmasi. Ketahanan kesehatan kita juga semakin kuat. Namun nampaknya masih menjadi aturan, kebijakan yang belum memberikan afirmasi kepada produksi dalam negeri,” kata Rahmad.

Politikus PDIP itu pun heran dengan kebijakan Menkes yang masih mengimpor alkes. Padahal, kata Rahmad, Presiden Jokowi sudah mengeluarkan instruksi percepatan industri farmasi. Bahkan Jokowi menyerukan untuk menggunakan produk dalam negeri.

Baca Juga:Ingin Nonton Konser Justin Bieber? Ini Harga Tiket Tiap KategoriUsai Kunjungi NTT, Presiden Jokowi Lanjutkan Kunker ke Bali

“Kurang apa Presiden sudah membuat Inpres nomor 6/2016 tentang percepatan industri farmasi. Di situ jelas tugasnya, ada Kementerian Kesehatan seperti apa, perindustrian seperti apa, kementerian keuangan seperti apa,” tegas Rahmad.

Oleh karena itu, Legislator Jawa Tengah itu berharap ada kebijakan afirmasi melalui APBN untuk rumah sakit yang menggunakan produk dalam negeri. Dia mendorong rumah sakit – rumah sakit untuk memakai alat kesehatan produksi Indonesia.

“Harus ada keberpihakan, ada afirmasi dari uang rakyat APBN terutama RS yang menggunakan produk dalam negeri. Juga kita dorong pada RS-RS itu untuk menggunakan produksi industri dalam negeri. Pada akhirnya industri farmasi sudah ada pun ternyata tidak ada afirmasi keberpihakan terhadap produksi dalam negeri, kan sayang. Industrinya sudah ada, industrinya sudah mampu ternyata lebih suka mencintai membeli produk luar negeri,” pungkasnya.Sebelumnya, Presiden Joko Widodo kesal lantaran instansi pemerintah masih membelanjakan anggaran untuk produk impor. Padahal, pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dalam negeri masih bisa memproduksi barang yang dibutuhkan para instansi.

“Bodoh banget kita ini,” kata Jokowi dalam Aksi Afirmasi Bangga Buatan Indonesia di Bali, Jumat, 25 Maret.

0 Komentar