Heru mengibaratkan kehidupuan rumah tangga, bahwa sebaik dan sedekat apapun seorang anak tetap perlu diingatkan sebagai bagian dari keluarga kampus. “Kebetulan presiden adalah alumni UGM, sehingga UGM menjadi keluarga kampus paling dekat dengan Pak Jokowi,” imbuhnya.
“Ya anggaplah itu sebagai peringatan orang tua yang sedang menjewer anaknya yang sedang nakal. Apapun yg diperbuat anak diluar rumah tentu akan selalu dikaitkan dengan rumah kampusnya. Nah, bisa jadi presiden lupa bahwa tindakannya akan membuat orang tetapi melihat UGM,” tambah alumni UGM angkatan tahun 1996 ini.
Oleh karenanya, Heru sangat mendukung muatan Petisi Bulaksumur yang menyikapi kondisi perpolitikan nasional saat ini yang dinilai telah menyimpang. Ia menyesalkan tindakan-tindakan menyimpang yang justru terjadi dalam masa pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang juga merupakan bagian dari keluarga besar Universitas Gadjah Mada (UGM).
Baca Juga:Caleg Perindo Ajak Masyarakat Sinergi Perkuat Ekonomi dan Keuangan SyariahPenghargaan Tertinggi Buku Anak Amerika Serikat, Tiga Pemenang Schneider Family Book Award Didominasi Cerita Disabilitas
“Mendengar dan melihat cawe cawe Jokowi dalam persoalan ketatanegaraan persoalan politik yang dinilai sudah melampaui batas batas kewenangan, mengingat sebagai alumni UGM, Jokowi sudah melebihi dari kapasitasnya sebagai presiden,” ujar Heru, Kamis (1/2) malam.
Tentunya, sebagai alumni UGM, Heru merasa prihatin, dengan sikap Jokowi, yang dianggapnya sudah melakukan malpraktik terhadap kewenangannya sebagai kepala negara.
“Saya sebagai alumni UGM, sangat mendukung penuh petisi dari sivitas akedemik UGM, dan ini akan menjadi ledakan moralitas bangsa, dan politik nasional yang carut marut” sebutnya.
Presiden RI, Joko Widodo menanggapi singkat terkait Petisi Bulaksumur dibuat oleh Sivitas akademika Universitas Gadjah Mada (UGM) yang terdiri dari guru besar, dosen, mahasiswa, serta alumni.
“Itu hak demokrasi ya,” ujar Presiden RI, Jokowi pada Kamis, 1 Februari 2024. (*)