PRESIDEN Joko Widodo (Jokowi) mengumpulkan para menteri untuk membahas persiapan Indonesia dalam bergabung dengan Organisasi Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD).
Pertemuan tersebut dihadiri oleh sejumlah menteri, antara lain Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya Bakar, dan Wakil Menteri Luar Negeri Pahala Mansury.
Pahala Mansury mengakui bahwa OECD, meskipun merupakan organisasi ekonomi, memiliki dimensi politik yang signifikan. Kementerian Luar Negeri akan memberikan dukungan penuh untuk memperkuat hubungan bilateral dengan OECD.
Baca Juga:Persidangan Taipan Media Hong Kong Atas Tuduhan ‘Konspirasi Publikasi Hasutan’ Makan Waktu LamaDirektur Al Jazeera Salah Negm: Kerugian yang Kami Alami karena Penghentian Siaran Dibawa ke Jalur Hukum
“Saat ini, belum ada hambatan dalam persiapan keanggotaan Indonesia di OECD. Namun, proses aksesi ini memerlukan waktu yang cukup lama. Ada negara yang memerlukan 7 tahun, ada yang 18 bulan. Kita berharap tentunya prosesnya sesegera mungkin,” ujar Pahala.
Sementara itu, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya Bakar, menyebut Indonesia telah menyiapkan banyak hal terkait keanggotaan di OECD.
“Standar yang telah dicapai oleh Indonesia perlu disesuaikan kembali dengan permintaan negara-negara OECD,” jelas Siti.
Dengan proses aksesi ini, Indonesia diharapkan dapat lebih terlibat dalam kerja sama ekonomi global dan meningkatkan reputasinya di dunia internasional. (*)