Jeritan Soimah Mencari Keadilan atas Kematian Anaknya yang Nyantri di Pondok Pesantren Modern Gontor

Jeritan Soimah Mencari Keadilan atas Kematian Anaknya yang Nyantri di Pondok Pesantren Modern Gontor
Tangkapan layar akun instagram Soimah
0 Komentar

SOIMAH tak percaya bahwa putra sulungnya, AM, yang menempuh pendidikan Kelas 5i (setara SMA) di Pondok Modern Darussalam Gontor 1, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, diantarkan pulang dalam keadaan meninggal tak wajar.

Curhatan Soimah ini pun menjadi viral, setelah dia bertemu langsung dengan pengacara kondang Hotman Paris di Palembang, Sumsel, pada Minggu (4/8/2022) kemarin.

Hotman yang mendapatkan laporan itu, bersedia untuk mendampingi Soimah untuk mendapatkan kepastian terkait penyebab meninggalnya AM.

Soimah menjelaskan, kondisi anaknya saat itu dalam keadaan sehat.

Baca Juga:Soimah Mengadu Anaknya Meninggal Dunia di Pondok Pesantren Modern Darussalam Gontor, Hotman Paris Minta Kapolda Jatim UsutUsai Drama Panjang, Surya Darmadi Bakal Jalani Sidang Perdana 8 September

Namun, pada Senin (22/8/2022) sekitar pukul 10.20 Wib, dia tiba-tiba mendapatkan kabar dari pengasuh Gontor 1 yang menyebutkan bahwa putra sulungnya itu telah meninggal.

Kabar itu membuatnya menjadi syok. Soimah tak lagi bisa berpikir jernih. Dia hanya mengharapkan jenazah putra kesayangannya tersebut sampai ke kampung halaman di Palembang.

“Akhirnya almarhum tiba di Palembang pada Selasa siang, 23 Agustus 2022, diantar oleh pihak Gontor 1 dipimpin ustad Agus. Itu pun saya tidak tahu siapa ustad Agus itu, hanya sebagai perwakilan,” kata Soimah dalam akun resmi instagramnya dan sudah disukai lebih dari 37 ribu kali, Selasa (23/8/2022).

Dalam unggahannya, Soimah menulis bahwa ustad Agus, perwakilan dari Gontor 1, mengatakan, korban AM meninggal akibat kelelahan saat mengikuti Perkemahan Kamis Jumat (Perkajum).

“Apalagi anak saya dipercaya sebagai Ketua Perkajum. Mungkin alasan itu bisa kami terima bila sesuai dengan kenyataan kondisi mayat anak saya,” ujar Soimah.

Namun, Soimah mendapatkan laporan dari Wali Santri lain yang menyebutkan bahwa korban bukan meninggal karena kelelahan.

Pihak keluarga akhirnya meminta peti jenazah anaknya dibuka.

Ketika itu suasana duka kembali pecah. Keluarga melihat kondisi korban bukanlah meninggal akibat jatuh, namun diduga akibat kekerasan.

Baca Juga:Aksi Tolak Kenaikan Harga BBM, 4 Demonstran DiamankanIsrael: Ada Kemungkinan Tentara Membunuh Jurnalis Aljazeera Shireen Abu Akleh

“Sungguh sebagai ibu saya tidak kuat melihat kondisi mayat anak saya demikian begitu juga dengan keluarga. Amarah tak terbendung, kenapa laporan yang disampaikan berbeda dengan kenyataan yang diterima. Karena tidak sesuai, kami akhirnya menghubungi pihak forensik dan pihak rumah sakit sudah siap melakukan otopsi,” jelasnya.

Setelah didesak, pihak Gontor 1 yang mengantarkan jenazah putranya, mengakui bahwa Albar menjadi korban kekerasan. Amarah Soimah dan keluarganya menjadi tak terbendung atas tindakan tersebut.

0 Komentar