Invasi Rusia ke Ukraina, Bagaimana Soliditas G20?

Invasi Rusia ke Ukraina, Bagaimana Soliditas G20?
Orang-orang mengantri di luar cabang bank milik negara Rusia Sberbank untuk menarik tabungan mereka di Praha pada 25 Februari 2022. MICHAL CIZEK | AFP melalui Getty Images
0 Komentar

Pemerintah Indonesia tidak mengecam salah satu pihak. Tapi, sebagai tuan rumah G20, Indonesia tentu diharapkan mampu meyakinkan Presiden Putin untuk menghadiri acara puncak G20. Kabar terakhir, utusan Rusia dan Ukraina sedang berunding di perbatasan Ukraina dengan Georgia.

Kita mengharapkan, ada solusi damai antara kedua negara guna mencegah korban sipil yang lebih banyak dan krisis ekonomi yang lebih dalam. Sejak invasi Rusia ke Ukraina, harga minyak mentah menembus US$ 100 per barel. Harga gas, batu bara, dan emas melesat. Indonesia harus mulai mengantisipasi membengkaknya biaya subsidi BBM.

Kita juga mengharapkan agar Negara besar anggota NATO yang juga G20 bisa lebih saling memahami dan saling menjaga martabat. Perang, apa pun alasannya, lebih banyak mudaratnya daripada manfaat. Masalah akan lebih runyam jika Rusia dikepung NATO dan negara yang pernah menjadi tuan

rumah G20 tahun 2013 itu terpaksa menggunakan senjata nuklir.

Baca Juga:Babinsa hadir, Penyaluran BST Aman dan Tepat SasaranGulirkan Wacana Penundaan Pemilu Serentak 2024, Cak Imin: Hanya Sebatas Usulan

Kita mengharapkan agar semua anggota G20, termasuk Rusia, bahu-membahu untuk “Recover Together, Recover Stronger”, “Pulih Bersama dan Menjadi Lebih Kuat”. Jika sebelumnya, ajakan “pulih bersama” ditujukan kepada Negara berkembang, kini ajakan itu berlaku pula bagi negara maju. Negara anggota G20 harus maju bersama dan menjadi lebih kuat bersama. (*)

0 Komentar