Intelijen AS Ragukan Roman Abramovich Sebagai Negosiator Ukraina-Rusia Korban Keracunan Senjata Kimia

Intelijen AS Ragukan Roman Abramovich Sebagai Negosiator Ukraina-Rusia Korban Keracunan Senjata Kimia
Roman Abramovich (Reuters)
0 Komentar

SEORANG pejabat dan intelijen Amerika Serikat (AS) meragukan kabar yang menyebut eks pemilik klub sepak bola Chelsea, Roman Abramovich dan negosiator perdamaian Ukraina-Rusia menjadi korban keracunan.

Sebelumnya, Wall Street Journal melaporkan bahwa Abramovich telah bolak-balik melakukan perjalanan antara Moskow dan Kyiv selama beberapa kali untuk bernegosiasi perdamaian di tengah perang.

Namun, dalam momen tersebut Abramovich bersama dengan dua anggota senior tim negosiator Ukraina diduga mendapatkan serangan racun. Pasalnya, pengusaha asal Rusia itu menderita gejala keracunan seperti mata merah dan kulit mengelupas di wajah dan tangannya.

Baca Juga:Intelijen Amerika Serikat Buka Suara Soal Roman Abramovich KeracunanSyarikat Islam Komitmen Bentuk Desk Anti-Islamofobia, Begini Penjelasan Hamdan Zoelva

Sebuah akun investigasi bernama Bellingcat juga melaporkan, peristiwa itu terjadi pada 3 Maret lalu, di mana Abramovich bersama dengan anggota delegasi negosiator perdamaian Ukraina-Rusia termasuk Rustem Umerov diracun dengan senjata kimia.

“Bellingcat dapat mengkonfirmasi bahwa tiga anggota delegasi yang menghadiri pembicaraan damai antara Ukraina dan Rusia pada malam 3 hingga 4 Maret 2022 mengalami gejala yang konsisten dengan keracunan dengan senjata kimia,” twit Bellingcat, seperti dilansir dari Skysports pada Selasa (29/3).

“Salah satu korban adalah pengusaha Rusia Roman Abramovich.”. Pun demikian, Sky Sports saat ini mengabarkan bahwa kondisi Abramovich dan anggota lainnya telah berangsur membaik dan kehidupan mereka saat ini tidak dalam keadaan bahaya.

Namun, seorang pejabat intelijen AS mengatakan bahwa Abramovich dan negosiator Ukraina lainnya tidak mengalami keracunan. Menurutnya, gejala yang timbul pada tubuh mereka lebih diakibatkan oleh faktor lingkungan. Akan tetapi, pejabat intelijen AS yang berbicara dengan syarat anonim itu menolak untuk menjelaskan lebih lanjut.

Sementara itu, Kantor Luar Negeri, Persemakmuran dan Pembangunan (FCDO) menggambarkan laporan itu sebagai situasi yang sangat memprihatinkan. Menteri Luar Negeri Ukraina, Dmytro Kuleba kemudian menyarankan agar proses negosiasi sebaiknya berlangsung lebih ketat, termasuk tanpa ada sajian makanan ataupun minuman. Siapapun yang akan bernegosiasi dengan Federasi Rusia untuk tidak makan atau minum apa pun. Dan, sebaiknya, hindari menyentuh apapun yang ada di permukaan sekitar,” jelas Kuleba.

Nama Abramovich saat ini sudah tidak ada dalam daftar kepengurusan Chelsea setelah melepas semuanya kepada yayasan klub pada 27 Februari, tepat tiga hari setelah invasi Rusia ke Ukraina.

0 Komentar