Institute for Corporate Directorship: Program CSR, Selama Ini Konotasi Terpenting Perusahaan Telah Berikan Sumbangan

Institute for Corporate Directorship: Program CSR, Selama Ini Konotasi Terpenting Perusahaan Telah Berikan Sumbangan
Dewan Pembina Indonesian Institute for Corporate Directorship (IICD) Sidharta Utama dalam IICD Corporate Governance Virtual Conference dengan tema, “Sustainability Governance for Long – Term Value Creation”, 19 Mei 2022.
0 Komentar

DEWAN Pembina Indonesian Institute for Corporate Directorship (IICD) Sidharta Utama menuturkan, dalam menjalankan program (CSR) atau tanggung jawab sosial, perusahaan diharapkan melakukan kegiatan yang lebih terencana dan terintegrasi dengan model bisnis perusahaan, serta harus melihat dampak dari kegiatan tersebut.

Sidharta menyampaikan, dalam menjalankan program CSR, selama ini konotasinya yang terpenting perusahaan telah menyampaikan donasi atau memberikan sumbangan. Padahal dalam konteks sustainable development, kegiatan-kegiatan tersebut belum bisa dikatakan telah menjalankan program CSR dengan baik. Hal ini mengacu pada pada definisi CSR menurut World Bank.

“Kalau kita lihat definisi CSR menurut Bank Dunia, pertama, perusahaan berkomitmen untuk berperilaku secara etis dan berkontribusi pada pembangunan berkelanjutan,” kata Sidharta Utama dalam IICD Corporate Governance Virtual Conference dengan tema, “Sustainability Governance for Long – Term Value Creation”, Kamis (19/5/2022).

Baca Juga:23 Mei Resmi, Presiden Jokowi Cabut Larangan Ekspor Minyak GorengBadan Intelijen Rusia Tuding Amerika Serikat Rekrut Teroris ISIS untuk Perang di Ukraina

Poin kedua, perusahaan akan bekerja sama dengan para pemangku kepentingan. Jadi memang tidak bisa sendiri, perlu ada kerja sama. “Hal ini juga ada dalam aturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), di mana prinsip-prinsip keberlanjutan itu salah satunya ada kerja sama,” kata dia.

Terakhir tujuannya adalah win-win. “Jadi di satu sisi memang secara bisnis, bisnisnya itu bisa terus tumbuh, tetapi juga mempromosikan agenda pembangunan berkelanjutan dan memberikan manfaat kepada masyarakat,” kata Sidharta.

Sidharta menambahkan, dampak kegiatan CSR yang dilakukan juga jangan hanya dilihat dari sisi finansial saja. Selama ini mungkin fokusnya outcome di keuangan, seperti return on investment atau return on equity.

“Seharusnya ke depan outcome yang dilihat itu bukan cuma dari aspek finansial, tetapi aspek sosial dan lingkungan. Misalnya apakah target pengurangan emisi karbonnya bisa berkurang atau tidak. Dari sisi sosial, mungkin melihat bagaimana tingkat kesehatan masyarakat di sekitar pabrik di mana perusahaan berada,” kata Sidharta. (*)

0 Komentar