Ingatkan Eko Kuntadhi, Sekjen PBNU: Perlu Ada Pelajaran Sanksi Tegas

Ingatkan Eko Kuntadhi, Sekjen PBNU: Perlu Ada Pelajaran Sanksi Tegas
Sekjen Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Saifullah Yusuf. (Foto: Ist)
0 Komentar

SEKRETARIS Jendral Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (Sekjen PBNU) Saifullah Yusuf mengomentari unggahan video oleh Ketua Umum Kornas Ganjarist Eko Kuntadhi terkait ceramah Ustazah Imaz Fatimatuz Zahra atau Ning Imaz, Lirboyo yang ditambahi narasi menjelek-jelekkan.

Menurut Sekjen PBNU yang akrab disapa Gus Ipul ini, perlu ada pelajaran sanksi yang tegas agar hal yang sama tidak diulangi. “Kita ingatkan mas Eko lebih hati-hati pertimbangkan dampaknya. Karena akan ada sanksinya, kalau siap bertanggung jawab harusnya videonya tidak perlu dicabut. Tapi ini kan dicabut,” kata Gus Ipul kepada wartawan, Rabu (14/9/2022).

Karena itu, Wali Kota Pasuruan ini juga mengingatkan kepada Eko Kuntadhi harus betul betul bisa bertanggungjawab. Setelah mengunggah video yang tidak ia pertimbangkan tersebut.

Baca Juga:PPATK Ungkap Keterlibatan Sejumlah Oknum Polisi dalam Transaksi Judi Online, Temuan Diserahkan ke Penyidik3 Akun Twitter 2 Channel Telegram Bjorka Tumbang

Karena dari video yang ia buat dengan asal komentar itu, kemudian publik Nahdliyin menjadi ramai, terus ketika hal ini ramai, justru dia cabut atau hapus dari postingan. “Jadi kayaknya dia terburu-buru mengomentari hal yang tak ada dasar ilmunya. Sebab ini menyangkut agama, harusnya dia pertimbangkan. Kemudian karena tidak mempertimbangkan dalam dalam itu, akhirnya jadi fitnah dan ramai,” terangnya.

Gus Ipul juga menyayangkan ketika unggahan Eko Kuntadhi itu diikuti akun akun anonim dengan mengunggah video yang sama. Jadi, ia menilai, memang niatnya kayaknya memang bikin ramai saja. Gus Ipul juga tidak tahu apa tujuan mereka setelah itu menjadi ramai sebenarnya.

Dan ia mengatakan pada hakikatnya, kalau seseorang ada perbedaan pandangan dan pendapat itu sah-sah saja, tidak ada masalah. Tetapi selama perbedaan pendapat itu disampaikan secara argumentasi yang sehat. Bukannya, diwarnai dengan argumentasi yang cukup, bukan nyinyir, dan bukan satu pendapat disikapi dengan pernyataan keluar dari konteks.

“Kalau ada perbedaan pendapat silahkan disampaikan argumentasinya, sampaikan, mana kitab referensi lain dari dia. Orang boleh tidak setuju tapi ada dasar perdebatan wacananya, referensinya, mana,” ujar mantan Wakil Gubernur Jawa Timur ini.

Ustadzah Ponpes Lirboyo, Kota Kediri, Jawa Timur, Ustadzah Imaz Fatimatuz Zahra menjadi korban penghinaan dan pelecehan di lini masa Twitter. Ning Imaz, sapaan akrabnya, menjadi bahan olok-olok dan pelecehan seksual ketika videonya tentang ceramah kehidupan di surga dikomentari pegiat media sosial (medsos) Eko Kuntadhi @_ekokuntadhi.

0 Komentar