Indonesia Waspada Megathrust Nankai, Berikut Penjelasan BMG

Analisa sistem Tunjaman Nankai yang menimbulkan gempa 7,1 magnitudo - tsunami 31 centimeter, Kamis (8/8/2024).
Analisa sistem Tunjaman Nankai yang menimbulkan gempa 7,1 magnitudo - tsunami 31 centimeter, Kamis (8/8/2024). (ANTARA/HO-Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG)
0 Komentar

INDONESIA patut mewaspadai dampak yang ditimbulkan oleh gempa yang bersumber dari megathrust Nankai di timur lepas pantai Pulau Kyushu, Shikoku, dan Kinki, di Jepang Selatan.

Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Daryono mengungkapkan, megathrust Nankai adalah salah satu zona seismic gap atau zona sumber gempa potensial tetapi belum terjadi gempa besar dalam masa puluhan hingga ratusan tahun terakhir dan diduga saat ini sedang mengalami proses akumulasi medan tegangan atau stres kerak bumi.

Dia melanjutkan, kekhawatiran terjadinya gempa yang disampaikan para ahli Jepang tersebut dia nilai wajar. Hal tersebut akan terjadi gempa dahsyat yang tidak saja berdampak merusak tetapi juga memicu tsunami.

Baca Juga:Kebakaran Kompleks Pertokoan Eks Hasil Pasar Raya 1 Salatiga Diduga Korsleting, 4 Kios di Blok A24-A27 LudesBPS Catat Indonesia Masih Impor dari Israel Juni 2024, Berikut Data Jenis Barang dan Perkembangan Nilainya

“Jika gempa dahsyat di megathrust Nankai tersebut benar-benar terjadi dan menimbulkan tsunami maka hal ini perlu kita waspadai, karena tsunami besar di Jepang dapat menjalar hingga wilayah Indonesia,” katanya dilansir dari Antara, Senin (12/8/2024).

Walau begitu, dia menegaskan, gempa besar di megathrust Nankai tersebut tidak akan berdampak terhadap sistem lempeng tektonik di wilayah Indonesia karena jaraknya yang sangat jauh, dan biasanya dinamika tektonik yang terjadi hanya berskala lokal hingga regional pada sistem Tunjaman Nankai.

Berdasarkan sejarah yang dihimpun BMKG menunjukkan gempa megathrust Nankai telah membangkitkan beberapa kali gempa dahsyat yang destruktif. Contohnya, kata dia, gempa Hakuho Nankai-tsunami (tahun 684), gempa Ninna Nankai (tahun 887), gempa Kōwa Nankaido (tahun 1099), gempa Shōhei Nankaido 8,4 magnitudo-tsunami (3 Agustus 1361).

Kemudian gempa Keichō Nankaido 7,9 magnitudo-Tsunami (3 Februari 1605), gempa Hoei 8,7 magnitudo-tsunami (28 Oktober 1707), gempa Ansei Nankai 8,4 magnitudo-tsunami (24 Desember 1854), gempa Nankaido 8,4 magnitudo-tsunami (21 Desember 1946).

Daryono menjelaskan gempa-gempa dahsyat tersebut hampir semuanya memicu tsunami, karena sistem megathrust Nankai berpotensi sangat aktif.

Berdasarkan data sejarah gempa menunjukkan zona sumber gempa ini dapat memicu gempa dahsyat yang berkekuatan 8,0 magnitudo hingga lebih di setiap satu atau dua abad.

Bahkan seperti yang diyakini para ilmuwan Jepang, kata dia, Palung Nankai memiliki beberapa segmen megathrust yang jika seluruh tepian patahan tersebut tergelincir sekaligus mampu menghasilkan gempa berkekuatan hingga 9,1 magnitudo.

0 Komentar