Indonesia Bebas Polio 2014, Ternyata Virusnya Masih Ada, Begini Penjelasan Pakar

Indonesia Bebas Polio 2014, Ternyata Virusnya Masih Ada, Begini Penjelasan Pakar
Ilustrasi pemberian vaksin polio. (Istimewa)
0 Komentar

INDONESIA pernah dinyatakan bebas polio pada tahun 2014. Namun, virus itu ternyata masih ada. Buktinya, pada akhir 2023 ada dua anak di Jawa Timur tepatnya di Pulau Madura, serta satu anak di Jawa Tengah yang terpapar polio. Ramainya hal tersebut ditanggapi Pakar Kesehatan UM Surabaya Dede Nasrullah.

Dilansir dari laman Universitas Muhammadiyah Surabaya, Dede yang juga Dosen di Fakultas Ilmu Kesehatan (FIK) UM Surabaya menjelaskan, imunisasi polio merupakan imunisasi wajib dasar lengkap untuk anak. Indonesia termasuk dalam cakupan imunisasi tinggi, akan tetapi mengapa muncul KLB artinya perlu ada evaluasi karena kalau terjadi KLB pasti cakupan imunisasinya rendah.

“Apabila cakupan imunisasi polio terpenuhi, maka kasusnya akan terkontrol dalam satu wilayah. Solusi untuk memutuskan KLB tersebut adalah Outbreak Response Immunization (ORI) dengan melakukan pemberian polio massal kepada seluruh kelompok rentan,”ujar Dede dalam keterangannya, Kamis (11/1)

Baca Juga:4 DNA Mantan Presiden AS George Washington, Dwight Eisenhower, JFK, dan Ronald Reagan Hilang di Luar AngkasaPergerakan Bulan dan Fenomenanya

Dede menjelaskan, terkait bagaimana pemberian imunisasinya, imunisasi polio terdiri 2 jenis yaitu OPV (Oral Polio Vaccine) dan IPV (Injeksi Polio Vaccine), OPV ini adalah pemberian secara oral atau diteteskan ke mulut mulai dari bayi usia 0 bulan sampai 4 bulan sedangkan IPV adalah pemberian imunisasi dengan injeksi (suntikan) dilengan atas atau paha yang pemberiannya secara bertahap.

“Efektifitas perlindungan vaksin polio IPV sampai dengan 99%-100% bila diberikan dalam 3 dosis. Vaksin polio ini mengandung virus yang dilemahkan sehingga akan membentuk memori pada sel imun anak,”imbuhnya lagi.

Menurutnya, bila anak sedang sakit berat, seperti muntah atau diare berulang dan tampak tidak aktif sama sekali, imunisasi polio dapat ditunda hingga si anak tersebut benar-benar sembuh.

Selain itu, vaksinasi biasanya tetap boleh dilakukan apabila anak hanya sakit ringan, seperti batuk pilek dan demam ringan, terutama jika ia masih bisa makan dan minum, serta tampak aktif. Meskipun begitu sebaiknya tetap perlu dikonsuktasikan kepada dokter untuk mengetahui lebih lanjut apakah kondisi anak memungkinkan untuk diberikan imunisasi polio

“Selain untuk anak, imunisasi polio bagi orang dewasa juga tetap perlu dilakukan, terutama bagi siapa pun yang berisiko tinggi terinfeksi polio,”pungkasnya. (*)

0 Komentar