Indeks Harga Saham Gabungan Berpotensi Menguat Terbatas Jelang Sidang Tahunan MPR dan Sidang DPR-DPD

Seorang awak media sedang melintas di depan papan elektronik informasi saham di Gedung Bursa Efek Indonesia (F
Seorang awak media sedang melintas di depan papan elektronik informasi saham di Gedung Bursa Efek Indonesia (Foto: Dokumentasi/RRI/Magdalena Krisnawati)
0 Komentar

PILARMAS Investindo Sekuritas melihat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) secara teknikal hari ini (16/8) akan berpotensi mengalami penguatan terbatas dengan level support 7.275 dan level resistance 7.450.

“Berdasarkan analisa teknikal, kami melihat IHSG berpotensi menguat terbatas dengan support dan resistance di level 7.275–7.450. Hati hati, ada potensi koreksi,” tulis manajemen dalam market review di Jakarta, 16 Agustus 2024.

Pada hari ini, 16 Agustus 2024, Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) akan menggelar sidang tahunan dan sidang bersama Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) serta Dewan Perwakilan Daerah (DPD). Sidang tahunan tersebut akan dihadiri oleh Presiden dan Wakil Presiden.

Baca Juga:Kebakaran Kompleks Pertokoan Eks Hasil Pasar Raya 1 Salatiga Diduga Korsleting, 4 Kios di Blok A24-A27 LudesBPS Catat Indonesia Masih Impor dari Israel Juni 2024, Berikut Data Jenis Barang dan Perkembangan Nilainya

Dalam sidang tahunan tersebut, juga akan disampaikan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) Tahun 2025 dalam Sidang Paripurna DPR RI. Presiden Joko Widodo akan menyampaikan RUU tentang APBN Tahun Anggaran 2025 dan Nota Keuangan beserta dokumen pendukungnya kepada Ketua DPR.

Agenda sidang tahunan ini merupakan tradisi ketatanegaraan yang memfasilitasi lembaga negara dalam menyampaikan laporan kinerjanya kepada masyarakat, serta memberikan informasi tentang perkembangan pelaksanaan tugas lembaga negara selama satu tahun.

“Penyampaian RUU APBN ini menjadi perhatian pelaku pasar terkait arah kebijakan RAPBN 2025. RAPBN tersebut menggambarkan proyeksi ekonomi Indonesia tahun 2025, dengan berbagai kebijakan yang dirancang untuk membawa Indonesia menuju pemulihan ekonomi yang lebih kuat,” imbuhnya.

Di sisi lain, tantangan seperti inflasi, defisit anggaran, dan alokasi belanja negara tetap menjadi sorotan dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi global.

Adapun, dari sentimen global datang dari data Amerika Serikat (AS) yang mencatatkan penjualan Retail Sales Advance mom mengalami kenaikkan meskipun tipis, dari sebelumnya 0,2 persen menjadi 1 persen.

Lalu, angka ketenagakerjaan, seperti Initial Jobless Claims pun juga mengalami penurunan dari sebelumnya 234 ribu menjadi 227 ribu yang artinya ketenagakerjaan berada di daerah yang stabil, khususnya untuk saat ini.

Selain itu, Continuing Claims juga mengalami penurunan dari sebelumnya 1.871 ribu menjadi 1.864 ribu. Hal ini memberikan gambaran lanjutan bahwa perekonomian AS dapat berjalan dengan baik, di tengah isu akan potensi terjadinya resesi. (*)

0 Komentar