ICW Soroti Penunjukan Tito Karnavian Jadi Mendagri, Singgung Kasus Novel Baswedan dan Buku Merah

ICW Soroti Penunjukan Tito Karnavian Jadi Mendagri, Singgung Kasus Novel Baswedan dan Buku Merah
Buku bersampul hitam dan merah dijadikan barang bukti dalam pemeriksaan kasus suap Basuki Hariman dan Ng Fenny
0 Komentar

INDONESIA Corruption Watch (ICW) menyoroti penunjukan Tito Karnavian oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai menteri dalam negeri di Kabinet Indonesia Maju.

ICW menyebut Tito sebagai sosok kontroversial. Tito dinilai masih memiliki pekerjaan rumah sebelum diangkat menjadi Mendagri.

Menurut ICW, masih ada pekerjaan rumah yang belum dituntaskan Tito saat menjabat Kapolri, salah satunya kasus penyerangan terhadap penyidik senior KPK Novel Baswedan.

Baca Juga:Demokrat Tuding Trump Manfaatkan Tewasnya Bos ISISCPNS 2019 Dibuka 11 November, 68 Kementerian/Lembaga Dan 462 Pemda

“Ada dua catatan kita. Yang pertama, Pak Tito sebenarnya masih punya pekerjaan rumah sebelum menanggalkan baju Polri, untuk menyelesaikan kasus Novel Baswedan,” kata peneliti ICW, Kurnia Ramadhana, di kantor ICW, Kalibata, Jakarta Selatan, Senin (28/10).

Hingga saat ini, penyerang Novel dan aktor intelektual di baliknya belum terungkap. Padahal, kata Kurnia, Polri telah membentuk satgas hingga tim teknis.

Menurutnya, berbagai tim sudah dibentuk di internal polisi. Bahkan sampai hari ini kita tidak melihat kejelasan kelanjutan dari penanganan Novel Baswedan.

“Sampai hari ini sudah hampir dua tahun enam bulan, kasus Novel tak kunjung selesai. Berbagai tim sudah dibentuk di internal polisi. Bahkan, sampai hari ini kita tidak melihat kejelasan kelanjutan dari penanganan Novel Baswedan,” kata Kurnia di Kantor ICW, Senin (28/10/2019).

Selain itu, Tito juga terseret perkara perusakan barang bukti yang lazim disebut sebagai kasus buku merah. Dalam perkara itu, Tito diduga menerima aliran dana dari pengusaha Basuki Hariman dalam kasus yang melibatkan eks Hakim Konstitusi Patrialis Akbar.

Menurut Kurnia, dua kasus di atas mestinya dapat menjadi pertimbangan Jokowi sebelum menunjuk Tito sebagai Menteri Dalam Negeri pada Kabinet Indonesia Maju.

“Dua isu tadi soal penyiraman air keras Novel Baswedan, kedua soal dugaan keterlibatan di buku merah, harusnya bisa dikonfirmasi presiden sebelum menilai seseorang layak atau tidak masuk kabinet,” ujar Kurnia.

Baca Juga:Tetangga Kisahkan Tengah Malam Penyergapan Abu Bakar Al-BaghdadiLedakkan Rompi Bom, Abu Bakar al-Baghdadi Tewas Bersama Tiga Anaknya

Tito menjadi Mendagri dalam Kabinet Indonesia Maju menggantikan Tjahjo Kumolo yang kini menjabat sebagai Menteri Pendayagunaan Apararur Negara-Reformasi Birokrasi.

Tito pun sudah mengundurkan diri dari kepolisian. (*)

0 Komentar