Hasto Ungkap Kriteria Capres 2024 yang Diinginkan Megawati Soekarnoputri

Hasto Ungkap Kriteria Capres 2024 yang Diinginkan Megawati Soekarnoputri
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto (Foto: Istimewa)
0 Komentar

SEKRETARIS Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto membeberkan kriteria kandidat calon presiden (capres) 2024 yang diinginkan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Hasto memastikan, Megawati memilih capres bukan hanya berdasarkan elektabilitas seseorang, tetapi juga rekam jejak yang bersangkutan.

“Teman-teman semuanya, Ibu Mega di dalam tradisi beliau, untuk calon pemimpin itu melihat track record-nya, melihat rekam jejaknya, melihat karakternya, melihat daya juangnya,” ujar Hasto di sela-sela acara kaderisasi kader perempuan PDIP di Gedung Sekolah PDIP, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Jumat (10/6/2022).

Megawati, kata Hasto, juga akan memohon petunjuk dari Tuhan dalam menentukan pemimpin masa depan. Pada saat yang bersamaan, kata dia, Megawati juga mendengarkan aspirasi dari masyarakat. Menurut Hasto, tradisi Megawati membuat PDIP terbukti melahirkan kader-kader yang mampu menjadi pemimpin yang mumpuni termasuk Presiden Jokowi.

Baca Juga:Prabowo Subianto-Menhan Amerika Serikat Bertemu di SingapuraTurkiye-Yunani Tegang di Laut Aegea

“Itu yang dilakukan oleh Ibu Megawati yang terbukti dari PDIP mohon maaf tidak bermaksud menyombongkan diri, dari jumlah kader-kader yang telah dipersiapkan melalui sekolah partai ini, banyak yang menjalankan amanat dari rakyat, itulah yang dilakukan termasuk melalui kaderisasi ini. Ini adalah jawaban untuk menghasilkan pemimpin-pemimpin yang mumpuni,” jelas Hasto.

Megawati, kata Hasto, tidak tergoda dengan elektabilitas dan popularitas para kandidat capres saat ini. Megawati, tutur Hasto, menginginkan pengganti Jokowi adalah sosok yang benar-benar bekerja untuk rakyat dalam mengatasi berbagai persoalan.

“Masalah-masalah ini harus dijawab oleh siapa pun yang terpanggil sebagai pemimpin, kerawanan pangan, masalah pendidikan kita sangat khawatir bagaimana negara sebesar Indonesia ini seluruh perguruan tingginya kalah dengan negara-negara tetangga,” tegas Hasto.

“Ini yang seharusnya menjadi wacana yang dominan bukan wacana hanya untuk sekedar elite kekuasaan, tetapi wacana bagaimana membangun kepemilikan Indonesia, wacana bagaimana agar penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi itu betul-betul kita kedepankan agar kita menjadi bangsa yang berdikari,” kata Hasto. (*)

0 Komentar