Hasil Survei Media Penyiar Publik ARD: 68 Persen Warga Jerman Tolak Dukungan Militer untuk Israel

Polisi Jerman membersihkan perkemahan pengunjuk rasa pro-Palestina atas keputusan pemerintah, dekat Kanselir F
Polisi Jerman membersihkan perkemahan pengunjuk rasa pro-Palestina atas keputusan pemerintah, dekat Kanselir Federal di Berlin, Jerman pada 26 April 2024. [Halil Sağırkaya – Anadolu Agency]
0 Komentar

SEBUAH survei terbaru dari media penyiar publik ARD menunjukkan 68% warga Jerman menolak memberikan dukungan militer untuk Israel jika konflik menyebar ke Lebanon atau Iran.

Survei ini mengungkapkan lonjakan ketidakpuasan terhadap kebijakan militer Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di Timur Tengah.

Sekitar 57% responden merasa respons militer Israel terhadap serangan Hamas pada 7 Oktober sudah terlalu berlebihan. Angka ini meningkat tujuh poin persentase dibandingkan survei sebelumnya pada Maret lalu.

Baca Juga:Kebakaran Kompleks Pertokoan Eks Hasil Pasar Raya 1 Salatiga Diduga Korsleting, 4 Kios di Blok A24-A27 LudesBPS Catat Indonesia Masih Impor dari Israel Juni 2024, Berikut Data Jenis Barang dan Perkembangan Nilainya

Dukungan terhadap tindakan militer di Jalur Gaza turun menjadi hanya 21%, sedangkan hanya 4% yang merasa tindakan tersebut belum cukup keras.

Sekitar 61% responden percaya bahwa Israel sepenuhnya atau sebagian besar bertanggung jawab atas krisis di Gaza.

Jerman, yang lama menjadi pendukung setia Israel karena masa lalu Nazi-nya, juga merupakan salah satu pemasok utama senjata untuk Israel.

Dalam setahun terakhir, Jerman telah menyuplai peralatan dan senjata militer senilai sekitar Rp5,3 triliun kepada Israel.

Konflik di Gaza telah menewaskan hampir 39.700 orang sejak serangan lintas batas oleh kelompok perlawanan Palestina, Hamas, pada Oktober lalu.

Israel saat ini menghadapi tuduhan genosida di Mahkamah Internasional ICJ, yang memerintahkan agar Israel menghentikan operasi militer di kota Rafah, tempat lebih dari 1 juta warga Palestina mencari perlindungan sebelum diserang pada 6 Mei.

Warga Palestina berdiri di reruntuhan setelah serangan udara Israel di Deir al Balah, Jalur Gaza, Selasa, 6 Agustus 2024. Serangan udara militer Israel hari Sabtu pagi, 10/8/2024, waktu setempat menewaskan setidaknya 100 warga Palestina di Sekolah Al-Tabaeen yang terletak di kawasan Al-Daraj, Gaza Timur. Saat itu, para pengungsi yang berlindung di sekolah tersebut sedang melaksanakan shalat subuh. (Sumber: AP Photo )

Baca Juga:Demonstrasi Besar Mahasiswa di Bangladesh Berujung Kerusuhan, Ini Penyebab dan Jumlah KorbanKomnas HAM Terjun Langsung Tangani Kasus Kematian Wartawan TribrataTV di Karo

Pada Sabtu (10/8) pagi, serangan udara Israel menghantam Sekolah Al-Taba’een di lingkungan Al-Daraj, Kota Gaza, yang digunakan sebagai tempat perlindungan bagi para pengungsi.

Serangan ini mengakibatkan sedikitnya 100 kematian dan puluhan luka-luka. Kantor berita Palestina, Wafa, melaporkan serangan terjadi saat jamaah sedang melaksanakan salat subuh.

Kantor media Pemerintah Gaza mengecam serangan ini sebagai “pembantaian” dan menuduh bahwa tindakan tersebut merupakan bagian dari “kampanye genosida dan pembersihan etnis” terhadap rakyat Palestina.

0 Komentar