Harga Emas Menguat

Harga Emas Menguat
Ilustrasi
0 Komentar

PADA Selasa (22/3/2022) pukul 06.37 WIB, harga emas di pasar masih dalam tren positif melanjutkan tren kenaikan.,spot naik 0,03% ke US$ 1.936,48/troy ons.

Pada perdagangan kemarin, harga emas ditutup naik tipis 0,8% ke US$ 1.935,95/troy ons. Pekan lalu, harga emas sempat naik pada Rabu (16/3/2022) dan terus menguat pada perdagangan Kamis (17/3/2022) hingga ditutup di US$ 1.942,64/troy ons.

Namun, emas melemah pada perdagangan Jumat (18/3/2022) ke US$ 1.921,09/troy ons. Dalam sepekan, emas sudah naik tipis 0,44% point to point, dalam sebulan naik 2,02% dan meningkat 11,38% dalam setahun. Eskalasi ketegangan lain di Ukraina akan mendorong permintaan akan emas bahkan jika inflasi naik karena ada sanksi tambahan ke Rusia yang bisa melambungkan harga komoditas,” tutur Craig Erlam analis market senior OANDA, seperti dikutip Reuters.

Baca Juga:Chairul Tanjung Ungkap Sebuah Fenomena ‘Lonely Economy’China Eastern Airlines Jatuh Bawa 133 Orang, Hanya Puing-Puing, Penumpang Belum Ditemukan

Militer Rusia pada Senin (21/3/2022) melaporkan peluncuran rudal jelajah ke Ukraina. Rudal itu jatuh dan mengenai sebuah target pusat pelatihan militer.Mengutip CNN International, Juru Bicara Kementerian Pertahanan Rusia Mayor Jenderal Igor Konashenkov, menyebut rudal itu mengenai tempat latihan militer di Nova Lyubomyrka, wilayah Rivne barat laut Ukraina. Serangan diyakini menimbulkan korban.

Rusia sendiri telah mulai meluncurkan beberapa rudal mematikannya ke Ukraina. Sebelumnya, Moskow menembak rudal hipersonik Khinzal ke wilayah Barat Ukraina dan menargetkan tempat penyimpanan senjata.

Pekan lalu, emas turun karena adanya harapan kemajuan perdamaian Rusia-Ukraina dan kenaikan suku bunga acuan The Fed. Rob Lutts, kepala investasi di Cabot Wealth Management memperkirakan titik luncuran harga emas kini berada di sekitar US$ 1.900/troy ons.

Dikutip dari Reuters, Presiden The Fed Atlanta Raphael Bostic mengatakan Fed siap menerapkan kebijakan pengetatan yang lebih agresif dengan menaikkan suku bunga sebesar 25 bps sebanyak enam kali pada tahun ini. Fed juga akan menaikkan suku bunga acuan dua kali pada tahun 2024. Bostic mengatakan kebijakan yang sangat agresif belum tentu bisa menjadi jawaban yang paling pas saat dunia dilanda ketidakpastian seperti sekarang ini.

“Kalaupun suku bunga acuan Fed naik seperti yang diproyeksikan, inflasi masih tinggi dan bunga riil masih negatif. Kondisi ini akan menguntungkan emas dalam jangka menengah,” tutur analis Heraeus, seperti dikutip Reuters. (*)

0 Komentar