Harga Beras Meroket Tinggi Belum Stabil, Bagaimana Skenario Pemerintah?

Harga Beras Meroket Tinggi Belum Stabil, Bagaimana Skenario Pemerintah?
Ilustrasi
0 Komentar

HARGA  beras di Indonesia masih belum stabil, harga bahan pokok penting itu masih meroket tinggi di tengah masyarakat. Pemerintah pun tak mau tinggal diam dan melakukan beberapa upaya untuk menjaga daya beli masyarakat.

Perlu diketahui, secara nasional, berdasarkan data Badan Pangan Nasional (Bapanas) pada hari Senin harga beras masih berkisar di antara Rp 16.380 per kilogram untuk kualitas premium dan Rp 14.260 per kilogram untuk kualitas medium.

Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi menjelaskan salah satu intervensi pemerintah untuk menangani mahalnya harga beras adalah dengan memberikan bantuan pangan beras 10 kilogram.

Baca Juga:Tabir Gelap Kematian Agen BRILink Wardatun Toyibah di GresikKontroversi 17 Bongpay Jadi Penutup Selokan, Ini Pelajaran yang Bisa Diambil

Setidaknya ada 22 juta keluarga penerima manfaat yang mendapatkan bantuan ini, penerimanya merupakan masyarakat desil 1 dan 2 yang merupakan masyarakat miskin. Artinya, masyarakat yang membutuhkan telah dilindungi daya belinya.

“Masyarakat kita yang 22 juta KPM yang terbawah itu sudah diberikan beras bantuan pangan 10 kilogram gratis, tahun lalu 7 bulan, sekarang 6 bulan. Jadi masyarakat desil 1-2, 98% ter-cover 22 juta,” beber Arief ditemui di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Senin (18/3).

Jumlah 22 juta keluarga penerima manfaat itu, disebut Arief sudah mencakup 8% dari total keseluruhan masyarakat Indonesia.

“Itu kan 8% dari total penduduk Indonesia ya. 1 rumah tangga bisa 3-4 orang,” kata Arief.

Arief pun menepis anggapan-anggapan yang menyebut pemerintah diam saja di tengah kenaikan harga beras di Indonesia.

“Kalau disampaikan pemerintah tidak intervensi sampai hari ini pemerintah intervensi dengan memberikan 22 juta KPM mendapatkan beras 10 kilogram,” jelas Arief.

Selain pemberian bantuan pangan beras, Arief menjelaskan pemerintah juga melakukan Gerakan Pangan Murah atau GPM. Ini merupakan program penyediaan bahan pokok yang dijual dengan harga murah untuk menekan harga di tengah masyarakat.

Baca Juga:Teka-teki Keberadaan Tali Terikat di Tangan Korban Bunuh Diri Satu Keluarga di Kawasan Penjaringan4 Faktor Mahalnya Harga Beras Sulit Turun, Bulog: Tunggu Perhitungan Resmi

“Kemudian ada juga GPM, Gerakan Pangan Murah, pak Tito (Mendagri) dan semua pemerintah daerah melakukan ya,” pungkas Arief.

Arief juga mengungkapkan skenario agar harga beras bisa turun. Menurutnya, cara utama agar harga beras turun adalah dengan memperbanyak produksi di dalam negeri.

Indonesia sendiri memasuki musim puncak panen di bulan Maret hingga April 2024. Produksi padi yang lebih banyak diharapkan bisa menurunkan harga gabah.

0 Komentar