Guru Besar Statistika UGM Prediksi Infeksi COVID-19 Berhenti Akhir Mei 2020

Guru Besar Statistika UGM Prediksi Infeksi COVID-19 Berhenti Akhir Mei 2020
ilustrasi: Net
0 Komentar

Lebih lanjut Dedi menerangkan bahwa model dasar yang mereka gunakan adalah model teori antreian. Prediksi yang dikemukakan tersebut didasari atas data penderita sampai Kamis (26/3/2020) dan diasumsikan telah adanya intervensi ketat dari pemerintah sejak minggu ketiga Maret 2020.

Model tersebut mengasumsikan proses pasien datang ke rumah sakit sebagai penderita Covid-19 positif mengikuti proses antrean Markovian. Setelah dilakukan pencocokan model terhadap data total penderita Covid-19 positif maka Dedi dan tim mampu menjelaskan banyak fenomena penting berdasarkan model yang mereka gunakan. Model PDDM merupakan penyempurnaan dari model statistika dasar yang dikembangkan oleh Heribertus Joko Kristadi.

Dedi menyebutkan bersama sejumlah mahasiswa S3 bimbingannya, model PDDM telah dicoba dan dibandingkan dengan berbagai model statistika, pembelajaran mesin (machine learning), dan runtun waktu seperti kurva Gompertz, Logistic model, Model Eksponensial, ARIMA, dan lain lain. Namun, model PDDM ini lebih baik untuk menggambarkan total data penderita Covid-19.

Baca Juga:Ini Fakta-Fakta Unik tentang AnjingInilah Perbedaan dan Efektivitas Penggunaan 4 Jenis Masker Menurut Dokter Spesialis Paru

Alasan pertama, model PDDM meskipun sederhana tetapi mampu memberikan akurasi prediksi satu harian ke depan yang sangat baik. Sebanding dengan kemampuan prediksi model machine learning yang kompleks.

“Alasan kedua, model PDDM juga memiliki sejumlah keunggulan yang tidak dimiliki oleh model-model lain yang diuji dan dikembangkan sebelumnya,” terangnya.

Dedi mengklaim berdasar model PPDM rata-rata eror kesalahan prediksi selama dua minggu terakhir hanyalah sebesar 1,5 persen. Setelah diujikan prediksi selama empat hari terakhir sejak Kamis (26/3) model ini ternyata sangat akurat, dengan error yang dihasilkan selalu di bawah 1 persen

Error maksimum sebesar 0,9 persen dan minimum 0,18 persen,” ucapnya.

Keunggulan lainnya adalah model PDDM ini mampu untuk memprediksikan waktu terparah dan waktu berakhirnya pandemi Covid-19 di Indonesia.

Menurut Dedi dan tim, model PDDM ini akan terus diperbarui setiap hari sehingga prediksi dari model akan betul-betul mencerminkan perubahan dari data yang ada. Kajian yang mereka sampaikan didasari oleh skenario optimis, namun dapat pula digunakan untuk menguji berbagai skenario akibat intervensi dan atau pengaruh faktor-faktor penting eksternal.

0 Komentar