Gugatan Uni Eropa Soal Kebijakan Larangan Ekspor Produk Biji Nikel Mentah Indonesia, Jokowi: Nikel Setop

Presiden Jokowi (Tangkapan layar video Setpres RI/YouTube)
Presiden Jokowi (Tangkapan layar video Setpres RI/YouTube)
0 Komentar

GUGATAN Uni Eropa atas kebijakan larangan ekspor produk bijih nikel mentah Indonesia ditanggapi Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan tegas. Jokowi memutuskan untuk tetap menjalankan aturan setop ekspor bahan mentah.

“Sejak 2020 sudah saya sampaikan kepada seluruh menteri, satu-satu harus kita setop. Nikel setop, tidak ada lagi yang namanya ekspor bahan mentah nikel. Raw material enggak ada lagi di ekspor. Nikel setop,” kata Jokowi dalam sidang terbuka senat akademik Dies Natalis Universitas Selebas Maret (UNS), Jumat 11 Maret.

Bahkan Jokowi menginstruksikan jajarannya untuk mensetop ekspor produk bahan baku mentah lainnya seperti bauksit, timah, dan tembaga. Jokowi menyebut, ekspor bahan mentah hanya meraup untung tak seberapa sehingga keputusan terbaik fokus mendongkrak pertumbuhan ekonomi dalam negeri.

Baca Juga:Pasukan Kadyrov Pro Rusia Lakukan Penyisiran di Ukraina, Jika Kamu Lelaki, Tentukan Tempatnya, Kita BertarungGambar Udara Saat Konvoi Tank Rusia Dihadang Artileri Ukraina

Saya sudah perintah, nanti bauksit tahun ini setop, biar digugat lagi. Tahun depan setop lagi tembaga atau timahnya biar digugat lagi. Enggak apa-apa digugatin terus. Belum tentu kita kalah, tapi belum tentu juga kita menang,” imbuhnya.

Jokowi menjelaskan, keuntungan yang diperoleh Indonesia ketika mengekspor bahan mentah dengan bahan jadi berbeda jauh.

Saat Indonesia ekspor bahan mentah nikel, kata Jokowi, keuntungan yang diperoleh 1 sampai 1,5 miliar dolar Amerika atau setara Rp15-20 triliun. Dengan muatan yang sama, ketika mengekspor bahan setengah jadi atau bahan jadi, Indonesia meraup keuntungan 20,8 miliar dolar Amerika.

“Artinya, dari Rp15 triliun melompat kepada kurang lebih Rp300 triliun,” tutur Jokowi.

Jokowi menilai tepat langkah Indonesia melarang ekspor bahan baku mentah lantaran meningkatkan perekonomian dalam negeri. Meski disadarinya, hal itu berisiko lantaran bertentangan dengan kehendak Uni Eropa.

Dengan menghentikan ekspor bahan baku mentah, kata dia, Indonesia bisa memproduksi baterai litium, baterai televisi, hingga kendaraan listrik. Itu berarti membuka lapangan kerja baru.

Potensi penanaman modal di dalam negeri juga meluas seiring kebijakan mensetop ekspor bahan baku mentah. Begitu juga, lanjut Jokowi, investasi dari luar negeri yang masuk ke dalam negeri ihwal industri yang muncul di Tanah Air akibat kebijakan tersebut.

Baca Juga:China Tuduh Peretas dari Amerika Serikat Serang Internet Negaranya Secara KontinuMendag ‘Pusing’ Urus Minyak Goreng, Agus Gumiwang Tegaskan Pendalaman Struktur Industri Manufaktur

Jokowi mengatakan, kebijakan yang ditentang Uni Eropa ini sempat disampaikannya saat Pertemuan G20 di Roma, Italia, pada akhir 2021. Dalam forum tersebut, Jokowi mengaku tak takut dengan gugatan yang dialamatkan ke Indonesia akibat kebijakan menghentikan ekspor bahan mentah.

0 Komentar