Gubernur Sentral dan Ketua Mahkamah Agung Bangladesh Mundur

: Protes menolak mereda di Bangladesh. Ketua Mahkamah Agung, yang dianggap loyalis mantan perdana menteri Shei
Protes menolak mereda di Bangladesh. Ketua Mahkamah Agung, yang dianggap loyalis mantan perdana menteri Sheikh Hasina, terpaksa mengundurkan diri sore ini setelah mendapat ultimatum dari mahasiswa yang melakukan protes. Pemerintahan sementara sudah terbentuk di Bangladesh, dimana bentrokan selama protes kuota merenggut sedikitnya 400 nyawa awal pekan ini dan memaksa Hasina untuk mengundurkan diri dan meninggalkan negara tersebut.
0 Komentar

GUBERNUR Bank Sentral dan Ketua Mahkamah Agung Bangladesh mundur dari jabatannya, setelah demonstrasi berdarah mahasiswa yang menggulingkan pemerintahan Perdana Menteri Sheikh Hasina menargetkan pejabat lain untuk dijatuhkan.

Pengunduran diri Ketua Mahkamah Agung Obaidul Hassan disampaikan penasihat Kementerian Hukum Bangladesh, Asif Nazrul dalam sebuah posting video di Facebook. Ia mengatakan hal itu sambil menegaskan pengunjuk rasa untuk tetap damai.

“Jangan merusak properti publik apa pun,” katanya dalam postingan itu, sebagaimana dilansir Channel News Asia atau CNA, dikutip Minggu (11/8)

Baca Juga:Kebakaran Kompleks Pertokoan Eks Hasil Pasar Raya 1 Salatiga Diduga Korsleting, 4 Kios di Blok A24-A27 LudesBPS Catat Indonesia Masih Impor dari Israel Juni 2024, Berikut Data Jenis Barang dan Perkembangan Nilainya

Gubernur Bank Bangladesh Abdur Rouf Talukder juga telah mengundurkan diri tetapi pengunduran dirinya belum diterima mengingat pentingnya posisi tersebut, seperti dikatakan penasihat Kementerian Keuangan Salehuddin Ahmed.

Beberapa hari sebelumnya, empat wakil gubernur terpaksa mengundurkan diri setelah sekitar 300 hingga 400 pejabat bank memprotes apa yang mereka katakan sebagai korupsi oleh pejabat tinggi.

Wakil rektor Universitas Dhaka, ASM Maksud Kamal, juga telah mengundurkan diri, dalam sebuat pernyataan universitas tersebut.

Dalam demonstrasi tersebut, mahasiswa telah memperingatkan para pejabat pemerintahan Sheikh Hasin untuk mundur dari jabatannya yang diemban saat ini, bila tidak mau mendapatkan “konsekuensi mengerikan”.

Universitas telah menjadi pusat demonstrasi mematikan yang intensitasnya meningkat pada Juli. Mahasiswa demonstrasi menentang kuota dalam pekerjaan pemerintah atau PNS sebelum berubah menjadi kampanye penggulingan Hasina.

Hasina telah berlindung di New Delhi sejak Senin menyusul makin parahnya demonstrasi. Demonstrasi para mahasiswa itu telah menewaskan sekitar 300 orang, yang mayoritas ialah kelompok mahasiswa sendiri.

Hasina pun akhirnya mengakhiri pemerintahannya, setelah selama 15 tahun menjabat tanpa gangguan di negara Asia Selatan berpenduduk 170 juta orang itu.

Baca Juga:Demonstrasi Besar Mahasiswa di Bangladesh Berujung Kerusuhan, Ini Penyebab dan Jumlah KorbanKomnas HAM Terjun Langsung Tangani Kasus Kematian Wartawan TribrataTV di Karo

Sejak kepergiannya, negara itu juga telah melakukan penunjukan kepala polisi baru sebagai bagian dari perombakan petinggi keamanan yang juga termasuk kepala baru badan pemantau intelijen teknis dan perubahan di antara pejabat senior militer. (*)

0 Komentar