Google Stadia Bakal Tutup, Netflix Jadi Pemain di Industri Game

Google Stadia Bakal Tutup, Netflix Jadi Pemain di Industri Game
Ilustrasi
0 Komentar

SEPERTINYA Netflix benar-benar ingin menjadi pemain di industri game. Sementara Google Stadia akan segera tutup tahun depan, mereka malah mau bikin Cloud Gaming.

VP of Game Development Netflix, Mike Verdu, menyatakan bahwa pihaknya sangat serius untuk menawarkan layanan ini kepada gamer. Dirinya menyampaikan akan melakukan pendekatan dengan cara yang sudah diimplementasikan sebelumnya di mobile.

“Mulai dari yang kecil, rendah hati, bijaksana. Tetapi ini adalah langkah yang kami pikir harus kami ambil. Ekstensi cloud benar-benar tentang menjangkau perangkat lain, di mana merupakan tempat orang menikmati Netflix,” kata Verdu, dilansir dari Protocol, Rabu (26/10/2022).

Baca Juga:Ingin Tahu Jumlah Pemain Game di Dunia? 11 Kali 275 Juta Jiwa Warga IndonesiaTwitter di Bawah Kendali Elon Musk

Sebagai penyedia layanan streaming film, tekadnya untuk bermain di industri ini memang telah dibuktikannya sejak meluncurkan beberapa game mobile sendiri. Bahkan belum lama ini, mereka mengumumkan sudah mengakuisisi studio Boss Fight Entertainment, sebuah perusahaan video game berbasis di Allen, Texas.

Hal ini pun dilakukan Netflix, dalam upaya memasukkan game ke dalam layanan streaming videonya. Akuisisi itu memungkinkan Boss Fight Entertainment, terus membuat game bebas iklan tanpa monetisasi yang akan tersedia untuk pelanggan Netflix.

Namun Verdu menolak untuk mengatakan apakah pihaknya akan membangun pengontrol permainan sendiri layaknya Google Stadia. Namun ia menegaskan, bahwa judul-judul nanti tidak akan bergantung pada remote TV saja.

Masih belum diketahui bagaimana rupa Cloud Gaming besutan Netflix nantinya. Sementara itu, perusahaan yang lebih senior dibandingkan mereka di bidang ini, yakni Google Stadia saja tumbang.

Setelah hampir tiga tahun beroperasi, layanan milik Google tersebut, akan tutup pada Januari 2023. Wakil Presiden Google dan Manajer Umum Stadia Phil Harrison, mengatakan bahwa ini dilakukan karena Google Stadia belum mendapatkan daya tarik dari pengguna seperti yang pihaknya harapkan. (*)

0 Komentar