Gen Z Bonus Demografi atau Bencana Demografi?

Bonus Demografi
Bonus Demografi
0 Komentar

Bonus Demografi

PENDUDUK Indonesia saat ini berjumlah sekitar 270 juta jiwa bahkan mencapai  275 juta jiwa. Jumlah itu meningkat hampir 35 juta juta jiwa dibandingkan dasa warsa lalu. Dasa warsa yang lalu penduduk Indonesia berjumlah hampir 240 juta juta jiwa dengan laju pertumbuhan penduduk sekitar 1,25 persen per tahun.

Hal yang menggembirakan adalah bahwa hampir 70 persen penduduk Indonesia yang masuk kategori usia produktif, antara 15 hingga 64 tahun. Sisanya 30 persen masuk dalam usiang tidak atau belum produktif.

Rinciannya hampir 25 persen penduduk usia sampai dengan 14 tahun dan 6 persen merupakan kelompok usia diatas 65 tahun. Rasio ketergantungan/beban ketergantungan sebesar 44 persen. Hasil tersebut merupakakan rasio antara jumlah penduduk belum/tidak produktif dengan penduduk produktif.

Baca Juga:Persidangan Taipan Media Hong Kong Atas Tuduhan ‘Konspirasi Publikasi Hasutan’ Makan Waktu LamaDirektur Al Jazeera Salah Negm: Kerugian yang Kami Alami karena Penghentian Siaran Dibawa ke Jalur Hukum

Artinya, setiap 100 jiwa atau penduduk usia produktif menanggung sekitar 44 penduduk usia non-produktif. Rasio ketergantungan di bawah 50 persen akan berlangsung selama 15 tahun. Sering kali hal tersebut mengindikasikan bahwa Indonesia memasuki era “bonus demografi”, yakni penduduk produktif lebih banyak dibandingkan dengan yang tidak atau belum produktif.

Issue NEET

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat sebanyak 9,9 juta atau 22,25% dari total anak muda Indonesia berusia 15 sampai 24 tahun (Gen Z) tidak sedang memiliki kegiatan apapun. Mereka termasuk dalam kategori sebagai NEET (not in employment, education, and training). 

NEET disebut sebagai “bom waktu”, yang jika tidak segera diatasi, akan berdampak pada gejolak sosial politik, mengancam bonus demografi, dan keberlanjutan suatu negara karena kurangnya pemuda kompeten dan produktif.

Anak muda yang tergolong dalam kelompok NEET ini adalah mereka yang termasuk dalam angkatan kerja tetapi menganggur, mereka yang tidak sedang sekolah atau mengikuti pelatihan, dan mereka yang bukan kelompok angkatan kerja karena mengurus rumah tangga.

Selama lima tahun terakhir, dari total 44 juta anak muda Indonesia, golongan NEET memakan porsi rentang 21,8% sampai 24,3%, tertinggi pada tahun 2020. Provinsi dengan NEET tertinggi tahun 2023 lalu adalah Sulawesi Utara (33,5%) dan terendah adalah DI Yogyakarta (10,7%).

Jumlah ini tergolong signifikan, apalagi setidaknya dalam dua tahun terakhir, porsi NEET di Indonesia melebihi rata-rata NEET secara global. Pada 2023 misalnya, rata-rata NEET global adalah 21,6%, sedangkan Indonesia mencapai 22,3%.

0 Komentar