Gempa Magnitudo 7,1 Guncang Jepang, Mengapa Negara Matahari Terbit Itu Berisiko Alami Aktivitas Seismik?

Sejumlah pengunjung di Taman Perdamaian (Peace Park) merunduk setelah alarm gempa bumi dibunyikan di Nagasaki,
Sejumlah pengunjung di Taman Perdamaian (Peace Park) merunduk setelah alarm gempa bumi dibunyikan di Nagasaki, bagian barat Jepang, Kamis, 8 Agustus 2024. (Foto: Kyodo News via AP)
0 Komentar

“Maksud saya, itu sangat fenomenal untuk ditonton. Semua orang mematuhi peringatan itu. Tidak ada kepanikan yang terburu-buru atau apa pun. Semua orang tahu apa yang harus dilakukan,” kata Oppenheimer.

Dia menambahkan ada banyak sekali informasi mengenai hal inikarena ada sejarah bencana gunung berapi dan gempa bumi. Tidak terkecuali gempa bumi Tohoku pada 2011, katanya.

“Saya pikir orang-orang pada umumnya sangat sadar akan risiko terjadinya gempa bumi. Ada banyak informasi, banyak pemantauan, pemantauan berteknologi tinggi, dengan berbagai lembaga yang terlibat dan berhubungan dengan perlindungan sipil. Ada banyak pekerjaan rekayasa struktur bangunan untuk membuat setiap bangunan lebih tahan gempa,” tutur Oppenheimer.

Gempa bumi adalah kejadian yang menakutkan, namun kesiapsiagaan adalah kuncinya.

Baca Juga:Kebakaran Kompleks Pertokoan Eks Hasil Pasar Raya 1 Salatiga Diduga Korsleting, 4 Kios di Blok A24-A27 LudesBPS Catat Indonesia Masih Impor dari Israel Juni 2024, Berikut Data Jenis Barang dan Perkembangan Nilainya

Pusat Gempa Lisbon di Portugal memberi kesempatan kepada pengunjung untuk merasakan gempa bumi dengan aman. Pada 1755, Lisbon diguncang gempa berkekuatan Magnitudo 8,5 dan menewaskan sedikitnya 40.000 orang. Gempa di Lisbon ini disebut-sebut sebagai gempa yang paling banyak menelan korban jiwa di Eropa. (*)

0 Komentar