Gelombang PHK Jilid Kedua Dampak Resesi Tak Terelakkan

Gelombang PHK Jilid Kedua Dampak Resesi Tak Terelakkan
Foto ilustrasi PHK: antaranews.com
0 Komentar

Terpisah, Ketua MPR RI Bambang Soesatyo mendorong Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) mengantisipasi terjadinya gelombang PHK sebagai dampak dari resesi. ”Mengantisipasi terjadinya gelombang PHK dampak dari resesi, dengan menggiatkan balai latihan kerja (BLK) di setiap provinsi dan program lain ini yang paling pokok,” jelas Bambang Soesatyo.

Dengan demikian sambung, Bamsoet dapat meningkatkan taraf hidup para tenaga kerja tersebut dan dapat mengurangi jumlah penerima bantuan sosial (bansos) dari pemerintah. Kemudian, mendorong pemerintah terus mendukung produktivitas dunia usaha dalam negeri dengan berupaya menekan dampak pandemi Covid-19 terhadap dunia usaha melalui sejumlah insentif.

Seperti, insentif fiskal atas impor barang dan bahan untuk proses produksi barang jadi berupa fasilitas bea masuk ditanggung pemerintah (BMDTP), sebagai upaya mengantisipasi dampak pandemi terhadap produktivitas sektor industri dalam negeri.”Segerakan langkah-langkah cepat dan menguatkan koordinasi untuk menciptakan kembali lapangan pekerjaan yang disesuaikan dengan kondisi ini yang penting,” ucapnya.

Baca Juga:Komandan Densus 99 Banser NU: Jelas Kami Berhadapan dengan PKI, Dulu Ngapain AjaSejarawan UGM: Film G30S/PKI Cacat Fakta

Ekonom Center Of Reform on Economics Yusuf Rendy Manilet memperkirakan  rata-rata pendapatan mereka yang terimbas PHK akan menurun. Maka untuk mencapai target pengangguran dan kemiskinan tahun depan, pemerintah harus mampu mencapai target pertumbuhan ekonomi.

”Ketika target asumsi makro tersebeut meleset, maka target pembangunan ekonomi seperti target kemiskinan dan pengangguran akan terpengaruh.  Dalam APBN 2021, pertumbuhan ekonomi dipatok sebesar 5%, laju inflasi ditetapkan 3%, dan nilai tukar rupiah Rp 14.600 per dolar AS,” ungkapnya.

Saat ini, tingkat suku bunga SBN 10 tahun ditargetkan pada level 7,29%. Lalu harga minyak mentah Indonesia US$ 45 per barel dengan lifting minyak bumi US$ 705 ribu barel per hari dan lifting gas bumi 1,007 juta barel setara minyak per hari.

Senada disampaikan Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia Hariyadi Sukamdani. Sebelumnya memperkirakan jumlah pekerja sektor formal akan terpangkas hingga 30% pada tahun ini akibat pandemi Covid-19. Proyeksi tersebut mencakup pekerja yang tak lagi diperpanjang kontraknya, terkena PHK, dirumahkan, serta pensiun dini.

Namun, kondisi tersebut diperkirakan akan membaik pada tahun depan jika Covid-19 dapat dikendalikan dan ekonomi berangsur pulih. ”Proyeksi pengangguran itu jika melihat kondisi ini. Tapi jika Covid-19 dapat dikendalikan maka pemulihan ekonomi akan cepat,” ujar Hariyadi.

0 Komentar