Geger Cirebon, Konon Sunan Kalijaga Jadi Imam Sholat Jumat Bacaan Quran Gunakan Langgam Jawa

Geger Cirebon, Konon Sunan Kalijaga Jadi Imam Sholat Jumat Bacaan Quran Gunakan Langgam Jawa
HomeRegionalJawa Barat Kisah 99 Kera Santri Penjaga Situs Kalijaga Cirebon Panji PrayitnoPanji Prayitno 26 Mei 2018, 01:00 WIB Copy Link 34 Kisah 99 Kera Santri Penjaga Situs Kalijaga Cirebon Perbesar Tempat Pesarean di situs Taman Kera Kalijaga Cirebon. Foto (Liputan6.com / Panji Prayitno)
0 Komentar

DALAM sejarah Sunan Kalijaga dikenal sebagai wali yang menguasai seni kidung atau langgam/tembang, beliau pandai membuat syair-syair lagu nasehat, bahkan peninggalan kidung-kidungnya tetap lestari hingga kini seperti kidung lir-ilir, lingsir wengi, turi putih dan lain sebagainya.

Kepandaian Sunan Kalijaga dalam kidungan itu rupanya pernah membuat geger Cirebon, sebab suatu ketika, pada saat Sunan Kalijaga menjadi Imam Shalat Jumat di Masjid Agung Cirebon, beliau rupanya membacakan ayat-ayat suci al-Quran baik ketika Khutbah maupun Shalat menggunakan Langgam Jawa, perbuatan Sunan Kalijaga ini ternyata ditentang oleh Pangeran Makdum, akan tetapi penentangan Pangeran Makdum ini justru membuatnya gagal menjadi anggota Dewan Wali Sembilan.

Kisah mengenai peristiwa itu terekam dalam naskah Mertasinga Pupuh XLVII.01-XLVII.9, demikian kisahnya;

Baca Juga:“Bite Me” Avril Lavigne Tembus 50 Juta Stream di SpotifyPengguna Google Maps Temukan Penampakan ‘Kiamat Nuklir’ di Bandara Donetsk Tahun 2014

Dikisahkan para Wali akan melaksanakan Shalat di Masjid Agung. Yang membaca Adzan Datuk Khapi dan yang Ma’asyiral Syekh Hatim. Sunan Kalijaga menerima permintaan Sunan Gunung Jati untuk berkhutbah dan menjadi Imam.

Ketika Sunan Kalijaga membaca Khutbah, nadanya seperti orang yang sedang menyanyikan kidung perkawinan. Sunan Kalijaga melakukan itu karena beliau sudah tahu bahwa bacaannya itu akan ada yang mencela.

Setelah selesai membaca khutbah lalu Pangeran Makdum membacakan Qomat, Sunan Kalijaga kemudian menjadi Imamnya, pada saat membaca surat al-fatihah, lagi-lagi lekuk-lekuk bacaannya itu bagaikan lagu, berlegak-legok sebagimana halnya lagu.

Diantara jamaah yang hadir taka da lainnya kecuali pangeran Makdum saja yang merasa terganggu. Juga kemudian ketika Sunan kalijaga sujud, sarungnya terangkat sehingga apa yang ada dibaliknya terlihat. Setelah mengucapkan salam akhir, Pangeran Makdum membaca Qomat lagi kemudian dilanjutkan lagi dengan Shalat Dzuhur.

Setelah selesai Shalat para Wali berkumpul diserambi masjid untuk membahas apa yang telah terjadi. Sunan Kudus berkata “Pangeran Makdum pasti tak akan menjadi Wali 9”.

Sunan Bonang berkata “Mudah-mudahan hal ini tidak akan dibiarkan terjadi lagi”. Sunan giri menyambung, “Kalaupun kelak masih akan terjadi, tapi di akhir zaman hal seperti ini tidak ada yang akan melakukannya lagi”.

0 Komentar