Gaung Merah Segalanya di Cirebon, Metamorfosa Iwan Fals

Konser gratis Iwan fals di Cirebon pada Sabtu, 29 Juni 2024.--Instagram @gaung_merah
Konser gratis Iwan fals di Cirebon pada Sabtu, 29 Juni 2024.--Instagram @gaung_merah
0 Komentar

PAGELARAN musik bertajuk Gaung Merah Segalanya kali ini akan berlangsung Sabtu 29 Juni 2024 di Lapangan Korem 063/Sunan Gunung Jati, Kota Cirebon. 

“SAATNYA KOTA CIREBON MERASAKAN PENGALAMAN PALING EVERLASTING”, tulis akun Instagram Gaung Merah.

Sebelumnya di Cirebon, Konser Gratis Iwan Fals digelar di Sukabumi dan Tasikmalaya.

Baca Juga:Ibu Kandung Pegi Setiawan Tolak Jalani Pemeriksaan Psikologi, Ini Alasan Kuasa HukumSurvey ARFI Institut Ungkap Hasil Elektabilitas Calon Wali Kota Cirebon: Eti Herawati di Urutan Ketiga

Selain menikmati musik everlasting Iwan Fals, Anda juga bisa menikmati penampilan group band T’KOOS.

Bicara Iwan Fals, ia tetap konsiten di jalan musik, 49 tahun lamanya jika dihitung sampai 2024. Selama lebih dari empat dasawarsa itu, publik Indonesia bisa melihat bagaimana ia bermetamorfosis.

Buku 100 Tokoh yang Mengubah Indonesia karya Tim Penerbit Narasi (2005), mencatat Iwan Fals baru memikat banyak penggemar berkat lagu “Oemar Bakri” di album Sarjana Muda yang meledak di pasar, awal tahun 1980-an.

Lagu “Oemar Bakri” berkisah tentang kehidupan guru yang harus menanggung tugas berat, tetapi gajinya tidak cukup buat hidup sejahtera. “Jadi guru berbakti memang makan hati,” begitu bunyi penggalan lirik lagu tersebut.

Sejak awal 1980-an itu, penggemar Iwan Fals terus bertambah hingga jutaan orang. Banyak dari mereka terinspirasi oleh pesan-pesan moral dalam lirik-lirik lagu Iwan Fals.

Namun, karier Iwan Fals di masa Orde Baru tersebut menemui aral yang terjal. Pada 1980an dan awal dekade akhir abad 20, konser Iwan Fals kerap berakhir rusuh. Buntutnya, itu menjadi alasan pemerintah Orde Baru melarang konsernya. Bahkan, Iwan pernah pula dicekal sehingga tidak bisa tampil di TVRI.

Dalam buku Musik dan Suara Hati Iwan Fals yang disusun Pusat Data dan Analisa Tempo (2019), disebutkan bahwa Iwan Fals pernah berurusan dengan Korem 031 Pekanbaru karena menyanyikan lagu “Demokrasi Nasi dan Mbak Tini” dalam konsernya pada 1983.

Baca Juga:Persidangan Taipan Media Hong Kong Atas Tuduhan ‘Konspirasi Publikasi Hasutan’ Makan Waktu LamaDirektur Al Jazeera Salah Negm: Kerugian yang Kami Alami karena Penghentian Siaran Dibawa ke Jalur Hukum

Akibat menyanyikan lagu itu, Iwan harus menjalani interograsi di markas tentara. Kala itu, rezim Orde Baru menuding dia telah “mengganggu stabilitas nasional” dan “meresahkan masyarakat.”

Pada awal 1990-an, Iwan Fals aktif di padepokan penyair WS Rendra di Citayam. Lantas, bersama Rendra, Sawung Jabo, Setiawan Jodi dan Yockie Suryoprayogo, ia mendirikan grup Kantata Takwa. Kelompok musik ini menciptakan sejumlah lagu yang melegenda, seperti “Air Mata,” “Orang-orang kalah,” “Air mata,” dan lainnya.

0 Komentar