Gas Air Mata Kadaluwarsa, Riset Jurnal Inggris Sebut Berpotensi Bahaya

Gas Air Mata Kadaluwarsa, Riset Jurnal Inggris Sebut Berpotensi Bahaya
Aparat kepolisian menembakkan proyektil di antaranya diduga gas air mata ke arah tribun 11-13 Stadion Kanjuruhan. Foto: Dok. RCBFM Malang
0 Komentar

POLRI mengakui penggunaan gas air mata untuk menertibkan massa saat kericuhan di Stadion Kanjuruhan, Kab Malang, Jawa Timur. Dalam tragedi yang terjadi pada Sabtu (1/10) itu, gas air mata yang ditembakkan ada yang telah kedaluwarsa sejak 2021 lalu.

Kata mereka, gas kedaluwarsa secara skala, tingkat berbahayanya menurun.

Benarkah demikian?

Bahaya gas air mata expired atau kedaluwarsa ini sempat diulas Dosen Media dan Politik Bournemouth University, Inggris Anna Feigenbaum dalam International Journal on Human Rights, Vol 12, Issue 22 yang terbit Desember 2015. Dalam jurnal itu, Anna menyinggung penggunaan “Condor”, yakni merek gas air mata yang banyak digunakan di sejumlah negara.

Ia menyebut alasan gas air mata mempunyai tanggal kedaluwarsa adalah untuk menandakan bahwa produk tersebut tak lagi aman digunakan. Gas air mata yang sudah melewati masa pakainya disebut memiliki potensi bahaya.

Baca Juga:Klaim Ada 28 Negara Antre Markas IMF, Jokowi: Hati-hati Terhadap Ancaman Serupa, Eling lan WaspodoSheriff Bexar County, Javier Salazar Sebut Pelaku Penembakan WNI di Texas Tidak Menunjukkan Penyesalan

Pertama, selongsong gas air mata kedaluwarsa bisa memicu percikan api. Selain itu, bahan kimia di dalamnya bisa jadi sudah tidak sesuai dengan tes keamanan yang paling baru.

Anna memberi contoh pada kejadian meninggalnya Abdulaziz Al-Saeed, seorang lansia yang meninggal karena menghirup gas air mata merek Condor.

Penelitian lainnya juga pernah dilakukan seorang profesor Kimia Bolívar University di Venezuela, Mónica Kräuter. Dia menyimpulkan bahwa gas air mata kedaluwarsa dapat berubah jadi senyawa kimia yang berbahaya.

Menurut laporannya dalam media lokal Lapatilla, Mónica telah mengumpulkan lebih dari 1.000 selongsong gas air mata tahun 2014. Sebanyak 72 persen di antaranya ditemukan telah kedaluwarsa.

“Gas air mata yang kedaluwarsa akan terurai menjadi sianida, fosgen dan nitrogen yang sangat berbahaya,” kata Monica.

Senyawa sianida dinilai memiliki sifat racun. Jika masuk ke dalam sistem pencernaan, racun dapat berkumpul di hati. Racun tersebut bisa mengganggu sistem kardiovaskular dan mampu mengakibatkan kematian dalam waktu singkat.

Sementara ada zat lain di gas air mata yang berpotensi berbahaya yakni fosgen. Gas fosgen dapat merusak paru-paru seseorang. Pada era Perang Dunia I, senyawa ini dipakai sebagai senjata kimia yang sangat mematikan.

0 Komentar