Gang of Four-Geng Sembilan, Misteri Group Pengusaha Penguasa Bisnis di Indonesia

Gang of Four-Geng Sembilan, Misteri Group Pengusaha Penguasa Bisnis di Indonesia
Presiden direktur PT Pratama Abadi Nusa Industri Tbk Sugianto Kusuma alias Aguan (kiri) (Instagram @prabowo)
0 Komentar

Propelat lalu makin berkembang. Tepat pada 1 April 1972, seperti disebut dalam Visualisasi Hasil Pembangunan Orde Baru Pelita I, Pelita II, Pelita III, Volume 2 tahun 1984: 219, lahirlah Bank Propelat sebagai terusan dari Bank Bandung yang sudah ada sejak 1967. Bank Propelat mengalami masa suram pada 1986. Atmadji Sumarkidjo dalam biografi Jenderal Tiopan Bernard Silalahi, TB Silalahi Bercerita Tentang Pengalamannya tahun 2008: 83-85, menyebut di tahun 1986 itu Menteri Keuangan Radius Prawiro memberi ancaman bank ini akan ditutup karena terus merugi.

Sesepuh Siliwangi, mantan Panglima Kodam (1957-1960) Jenderal Raden Ahmad Kosasih, pun harus turun tangan. Dia mengusulkan kepada Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Edi Sudradjat agar Yayasan Kartika Eka Paksi (yayasan kesejahteraan prajurit Angkatan Darat) ikut menyertakan modal dan diadakan restrukturisasi.

Bank ini akhirnya diambil alih Angkatan Darat. Dalam pengambilalihan itu seorang pengusaha muda keturunan Tionghoa bernama Guo Shuo Feng alias Tommy Winata (TW) diajak. Menurut Atmadji Sumarkidjo (hlm. 85), alasan TW diajak karena dia sudah lama dikenal di lingkungan Angkatan Darat. Edi Sudradjat sudah mengenalnya ketika menjadi Panglima Kodam Siliwangi. Sementara T.B. Silalahi mengenalnya sejak masih berpangkat kapten.

Baca Juga:Mengungkap Kepala Naga di Sunda KelapaMimpi Jawa Barat Kepala Naga di Kertajati

TW biasa disapa, pria kelahiran 1958 dan disebut-sebut hanya lulusan SMP ini, sejak masih 15 tahun sudah dipercaya perwira senior untuk membangun markas dan perumahan prajurit Korem di Singkawang. Ini membuatnya dekat dengan Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI).

“Saat berumur 30 tahun ia sudah menjadi rekanan ABRI saat membangun sejumlah barak dan kantor KORAMIL dan KODAM,” tulis Sam Setyautama dalam Tokoh-tokoh Etnis Tionghoa di Indonesia tahun 2008: 152.

Selain itu dia juga memasok barang-barang kebutuhan tentara. Sejarah bisnis Tommy Winata mirip dengan Liem Sioe Liong, yang pernah memasok kebutuhan tentara pimpinan Soeharto di zaman Revolusi.

“Bank itu (Propelat) akhirnya dibeli dengan menggunakan uang TW dan mitranya, Edward dan kemudian Aguan,” tulis Atmadji Sumarkidjo (hlm. 85-87).

Angkatan Darat punya saham 40 persen, sementara dua perusahaan TW dan Aguan masing-masing 30 persen. Dalam pembelian itu pihak Angkatan Darat tak keluar uang satu sen pun.

0 Komentar