Gang of Four-Geng Sembilan, Misteri Group Pengusaha Penguasa Bisnis di Indonesia

Gang of Four-Geng Sembilan, Misteri Group Pengusaha Penguasa Bisnis di Indonesia
Presiden direktur PT Pratama Abadi Nusa Industri Tbk Sugianto Kusuma alias Aguan (kiri) (Instagram @prabowo)
0 Komentar

Bukan tanpa alasan, lembaga antirasuah mengajukan surat cekal untuk Aguan. Pasalnya, anak usaha ASG, yakni PT Kapuk Naga Indah dapat izin pelaksanaan di proyek pembuatan 17 pulau dalam reklamasi Teluk Jakarta.

Izin pelaksanaan untuk Kapuk Naga Indah diterbitkan pada 2012 pada era pemerintahan Gubernur Fauzi Bowo.

Aguan mengawali bisnisnya dari sebuah perusahaan kontraktor rumah pertokoan sederhana yang didirikan pada tahun 1979.

Baca Juga:Mengungkap Kepala Naga di Sunda KelapaMimpi Jawa Barat Kepala Naga di Kertajati

Pada 1991, Aguan bersama dengan rekan-rekannya berhasil membangun mal elektronik terintegrasi pertama di Indonesia yang diberi nama Harco Mangga Dua,

Selain itu, Aguan bahkan menyasar pengembangan beberapa kawasan residensial Taman Palem seluas 200 hektar. Kemudian, proyek Kelapa Gading Square yang diperkirakan akan menjadi salah satu yang terbaik di Indonesia.

Ketika krisis moneter terjadi 1997-1998, ASG tetap bertahan dan membangun di saat pelaku industri properti berguguran.

Aguan juga aktif dalam berbagai kegiatan sosial melalui Yayasan Budha Tzu Chi sejak tahun 2002 silam. Yayasan ini merupakan cabang dari organisasi yang dipimpin Master Cheng Yen di Taiwan.

Diketahui, Buddha Tzu Chi ikut andil dalam kegiatan sosial membantu korban banjir besar di Jakarta pada 2002 dan bencana tsunami yang memprakporandakan Aceh tahun 2004.

Tidak ada literatur resmi yang mengonfirmasi Kelompok Sembilan Naga. Namun, masyarakat mengenal kelompok ini sebagai pengusaha kelas kakap ‘penguasa’ Indonesia. Istilahnya muncul pada era Orde Baru, kala pengusaha dan pemerintah membentuk hubungan saling menguntungkan.

Harold Crouch dalam Militer dan Politik di Indonesia tahun 1986: 319 menyebut yayasan yang disponsori Siliwangi pada 1970 telah mendirikan perusahaan kontraktor yang kerap dapat proyek dari Pertamina. Kala itu bos Pertamina masih dijabat Mayor Jenderal Ibnu Sutowo. Perusahaan tersebut belakangan dikenal sebagai PT Propelat.

Baca Juga:Deep State dan Pemerintahan Bayangan Kuasai Dunia?Gempa Sumedang, BNPB: Terowongan Kembar Tol Cisumdawu Alami Keretakan

Richard Robison dalam Indonesia: The Rise of Capital tahun 2009: 264 menyebut Propelat sudah eksis sejak 1967, ketika Brigadir Jenderal H.R. Dharsono menjadi Panglima Siliwangi (1966-1969).

“Awalnya PT Propelat bernama Propelad (Proyek Perhotelan Angkatan Darat) yang bergerak dalam perhotelan, guest house, dan akomodasi lainnya untuk militer,” tulis Bambang Beathor Suryadi dalam Peluru Bersimbah Darah: Menguak Kebobrokan Soeharto tahun 1991: 57.

0 Komentar