Fenomena Budaya Warga Bekali Diri Bertahan Hidup di Tengah Ancaman Meningkat di Amerika Serikat

Fenomena Budaya Warga Bekali Diri Bertahan Hidup di Tengah Ancaman Meningkat di Amerika Serikat
Warga baru AS mengibarkan bendera saat membawakan lagu 'America the Beautiful' di Hynes Convention Center di Boston, Juni 2016. (Joe Difazio untuk WBUR)
0 Komentar

FENOMENA bersiap untuk bahaya ternyata makin berkembang di antara warga Amerika Serikat (AS). Belakangan terlihat banyak warga yang membekali diri untuk bertahan hidup di tengah ancaman bahaya pergolakan politik serta bencana alam dan cuaca ekstrem.

Jumlah orang yang mempersiapkan diri bahkan telah meningkat dua kali lipat menjadi sekitar 20 juta sejak tahun 2017.

Sebagian besar dari pertumbuhan tersebut berasal dari kelompok minoritas dan orang-orang yang secara politik dianggap sebagai kelompok kiri-tengah.

Baca Juga:Lokasi Jatuhnya Pesawat Kargo Pilatus Smart Aviation Ditemukan, Terlihat Puing-puing dan Api Unggun Diduga Dibuat Korban yang Masih HidupPesawat Kargo Smart Air Diduga Jatuh Hantam Bukit Narif: Fokus di 3 Lokasi, Sinyal Terdeteksi

Rasa tidak aman itu diperparah setelah pemilu Donald Trump pada tahun 2016, pandemi Covid-19, cuaca ekstrem dan protes keadilan rasial pada tahun 2020 setelah pembunuhan George Floyd.

“Saya sangat terkejut dengan banyaknya orang kulit berwarna di sini,” kata salah satu warga AS Brook Morgan saat ditemui di Survival & Prepper Show di Colorado, dikutip dari Reuters, Sabtu (9/3).

“Saya selalu ke sini bersama keluarga saya di Indiana dan tak hanya orang kulit putih yang seumuran dengan orang tua saya. Ada banyak orang muda di sini juga. Ini perubahan yang nyata,” imbuhnya.

Fenomena ini jelas pada saat acara akhir pekan Survival & Prepper di pekan raya Boulder County, Colorado. Lebih dari 2.700 orang dengan peserta yang bervariasi membayar US$10 masing-masing untuk menghadiri ajang ini.

Para peserta dan pengelola stan mengatakan, acara tersebut mencerminkan keprihatinan jutaan orang Amerika yang tidak lagi merasa aman hanya dengan mengandalkan pemerintah atau industri swasta untuk menyediakan kebutuhan pokok, seperti listrik, air dan makanan.

Chris Ellis, seorang peneliti yang juga kolonel di Angkatan Darat AS yang bekerja di bidang kesiapsiagaan dan pemulihan bencana, telah melacak pertumbuhan sikap waspada warga AS hingga 20 juta orang berdasarkan data ketahanan rumah tangga dari Badan Manajemen Darurat Federal.

Dia menerangkan, apa yang membentuk individu yang bersiap – yang dia definisikan sebagai seseorang yang dapat hidup selama sebulan tanpa dukungan dari luar – adalah bagaimana mereka bereaksi terhadap satu pertanyaan “Apakah saya merasa aman?”

Baca Juga:Komet Setan Lebar 17 KM Melaju Menuju BumiGeng-geng Kriminal Haiti Menyerang Istana Kepresidenan

“Masyarakat ingin mendapatkan kembali hak pilihan mereka, rasa kendali mereka, dan melakukan sesuatu untuk mencocokkan ketakutan mereka dengan tindakan mereka,” kata Ellis.

0 Komentar