Fenomena Alam Sepanjang April 2024, Hujan Meteor Lyrid hingga Komet Setan

Hujan meteor Lyrid mencapai puncaknya pada Kamis pagi, ketika diperkirakan 10 hingga 20 bintang jatuh terlihat
Hujan meteor Lyrid mencapai puncaknya pada Kamis pagi, ketika diperkirakan 10 hingga 20 bintang jatuh terlihat per jam. (Getty Images)
0 Komentar

PARA pemburu fenomena alam bisa bersenang-senang sepanjang April 2024. Pasalnya, sejumlah peristiwa astronomi langka akan terjadi dalam waktu dekat dan bisa diamati bersama-sama.

Gerhana matahari total, misalnya, diperkirakan terjadi pada 8-9 April 2024 di belahan Benua Amerika bagian tengah dan utara. Peristiwa itu tidak bisa diamati secara langsung dari Indonesia. Namun, gerhana bakal dimanfaatkan para pengamat untuk memotret komet periodik 71 tahun bernama 12P/Pons-Brooks—populer disebut Devil Comet atau Komet Setan.  

Pada 21-22 April 2024, langit akan diisi hujan meteor Lyrid. Hujan batu angkasa itu berasal dari debu ekor komet Thatcher C/1861 G1.

Baca Juga:Yayasan Konsumen Muslim Indonesia Rilis Sejumlah Nama Perusahaan dengan Produk Terbukti Terafiliasi Israel, Begini Tanggapan Wasekjen MUIPernyataan Lengkap Princess of Wales, Kate Middleton: Bagi Siapa pun yang Menghadapi Penyakit ini, Mohon Jangan Putus Asa

Penggiat astronomi dari Komunitas Langit Selatan di Bandung, Avivah Yamani, menyebut hujan meteor Lyrid akan mencapai puncaknya pada 22 April nanti. Setiap tahun, peristiwa itu berlangsung sejak 14-30 April dan bisa diamati setelah terbitnya Rasi Bintang Lyra, biasanya pada pukul 22.08 WIB.

Hujan meteor tersebut paling tepat diamati setelah tengah malam, ketika arah datang dari rasi bintang Lyrid sudah tinggi, yaitu sekitar 30 derajat di atas horison. Saat waktu puncak, pengamat bisa melihat 18 meteor per jam yang melesat dengan kecepatan 49 kilometer per detik.

Peristiwa Lyrid diperkirakan terjadi bersamaan dengan fase bulan cembung besar yang akan muncul sepanjang malam. “Cahaya dari bulan bisa menjadi tantangan tersendiri dalam berburu meteor,” tutur Avivah.

Pada April 2024, bulan pun akan seolah menutup bintang Antares dari pengamatan. Fenomena langka ini bisa diamati dari Indonesia.  

Menurut Avivah, okultasi atau tertutupnya Antares oleh bulan itu bakal terjadi pada 27 April 2024. Durasinya akan mencapai 4 jam 19 menit, diprediksi dari pukul 01.36 WIB hingga 05.55 WIB. Nantinya, Antares yang merupakan bintang terang di rasi Scorpious akan seolah seakan menghilang sementara di balik bulan, kemudian muncul lagi.

Lokasi okultasi Antares berada di arah antara selatan-barat daya. Pengamat di Indonesia bisa menyaksikan peristiwa itu sejak pukul 03.39 WIB hingga 05.48 WIB dinihari. (*)

0 Komentar