Fakta Mengejutkan Hasil Temuan KPAI Seputar Aksi Pelajar STM dari DKI Jakarta hingga Jawa Barat

Fakta Mengejutkan Hasil Temuan KPAI Seputar Aksi Pelajar STM dari DKI Jakarta hingga Jawa Barat
0 Komentar

b. Anak-anak korban mengaku ikut demo karena ajakan dari media social, seperti iinstagram dan aplikasi WA. Namun ada anak korban yang tidak tahu diajak untuk demo kawan sekolahnya. Tahunya dia diajak jalan-jalan ke pusat kota, nanti dapat makan dan minum.

c. Ada anak korban yang diajak teman mainnya di rumah (bukan satu sekolah) untuk aksi di DPR bahkan diminta membolos sekolah hari itu, anak ini masih SMP dan yang mengajak siswa SMA. Siswa SMP ini mengalami patah tulang pada lengan.

d. KPAI juga mendapatkan anak yang rumahnya dekat lokasi rusuh menjadi korban juga karena menonton aksi usai pulang sekolah. Padahal minggu ini menurut pengakuannya sedang berlangsung PTS (penilaian tengah semester). Karena PTS selesai Pukul 16.00 Wib (siswa SMP ini masuk sekolah siang hari atau sistem 2 shift), mereka bergerak ke DPR untuk menonton kakak-kakak SMK dan SMA aksi.

Baca Juga:Gempa Magnitudo 6,8 Guncang Pulau Ambon, Ribuan Warga MengungsiDiduga Terlibat Tindak Kriminal Karhutla, 52 Perusahaan Disegel

– Anak-anak korban menyatakan mengalami luka karena terjatuh saat disiram gas airmata, pingsan karena kelelahan dan belum makan dari siang. Ada yang pingsan karena dehidrasi kekurangan minum di tengah terik matahari siang itu, dan juga ada korban-korban luka karena diduga akibat pukulan aparat. Bahkan ada satu anak dengan luka lebam di sekujur tubuh dan mata kanan bengkak karena dipukul aparat sekitar 10 orang ketika yangbersangkutan terpisah dari rombongan saat kondisi kocar kacir karena massa aksi di siram bertubi-tubi dengan gas air mata.

-Rabu malam itu (25/9) KPAI juga bertemu relawan dan mendapatkan informasi masih ada ratusan anak terjebak di kolong jembatan Tol Slipi dan Tomang, juga banyak korban tergelatak di depan kantor BNI Pejompongan. KPAI tidak bisa menembus lokasi, namun berhasil mengontak 119 untuk pemprov DKI Jakarta menambah ambulan untuk membawa korban anak-anak ke RS.

– Saat di RS MH di Benhil, KPAI menyaksikan sendiri setiap 15 menit masuk ambulan. Saat pertama tiba di RS jumlah korban 14. Namun dalam 2 jam korban menjadi 26 anak yang dibawa ke RS. Beberapa harus rawat inap karena luka cukup berat. (jpnn)

0 Komentar