Fakta Hantavirus: Muncul Pertama di Indonesia Tahun 2002, Kenali Ciri-Ciri Orang Yang Terinfeksi hingga Pencegahannya

Fakta Hantavirus: Muncul Pertama di Indonesia Tahun 2002, Kenali Ciri-Ciri Orang Yang Terinfeksi hingga Pencegahannya
0 Komentar

Virus juga bisa menular lewat makanan hingga udara yang tak sengaja terhirup atau setelah terpapar debu ketika bersih-bersih wilayah yang telah terkontaminasi tikus.

Transmisi antarmanusia pun bisa terjadi, tetapi sangat jarang.

Selain itu, berada di lingkungan dengan jumlah populasi tikus tinggi juga berisiko tertular. Tingginya populasi bisa meningkatkan persaingan antartikus dalam mencari makan dan pasangan. Akibatnya, luka tikus akibat perkelahian tadi bisa menginfeksi manusia.

Penelitian yang diadakan di Kota Maumere menemukan bahwa banyaknya sampah dan kebiasaan penduduk membuang sampah sembarangan, termasuk lokasi dekat pasar sering menjadi tempat tikus bersarang.

Baca Juga:Duh, COVID-19 Belum Reda, Muncul Virus Lama Hantavirus di ChinaSalah Siapa

Di dunia, 28 spesies hantavirus bisa menginfeksi manusia dan berkembang menjadi dua penyakit, yaitu hantavirus pulmonary syndrome (HPS) dan demam berdarah dengan sindrom renal (hemorrhagic fever with renal syndrome/HFRS).

Gejala awal keduanya sama, mirip flu. Kadang disertai muntah atau diare, termasuk ruam dan radang. 

Setelah empat sampai 10 hari, tanda dan gejala yang lebih serius dimulai. Keduanya sama-sama menunjukkan tekanan darah rendah.

HPS menyerang paru-paru dan pernapasan yang ditandai batuk hingga sesak napas. Sementara HFRS langsung menyerang ginjal. Pun berkembang lebih lama ketimbang HPS, sekitar dua sampai delapan minggu.

Tingkat keparahannya bervariasi, tergantung jenis virus yang dibawa hewan pengerat.

Kasus yang menimpa Lane, adalah pengembangan hantavirus parah berjenis HPS. Virus HPS terutama disebarkan oleh tikus rusa, dan kerap terjadi di Amerika.

Sementara itu, HFRS ditemukan di seluruh dunia, dan disebabkan lima spesies hantavirus, yakni virus Dobrava, Puumala, Saaremaa, Hantaan dan Seoul. 

Virus Dobrava, Hantaan dan Seoul berkembang di Asia termasuk Indonesia. Penyakitnya meliputi demam berdarah Korea, demam berdarah epidemik, dan epidemi nephropathia, dengan tingkat keparahan sedang sampai berat.

Baca Juga:Jika Anggotanya Terinfeksi Virus Corona, Kelompok Supremasi Kulit Putih Dorong Para Pengikut Sebarkan ke Polisi dan YahudiUPDATE: 55 Meninggal Positif Corona, 686 Kasus dan 30 Sembuh

Di Indonesia, HFRS akibat virus Seoul paling mendominasi. Penyakit ini dibawa dan disebar oleh brown/Norway rat (Rattus norvegicus) yang lebih dikenal sebagai tikus got. Tikus agresif yang mudah berkembang biak ini bukan spesies asli Indonesia. Ia menyebar ke seluruh dunia lewat jalur perdagangan. 

0 Komentar